Jumat, 8 Maret 2019

 Jaka Sugi  |     7 Mar 2019, 18:00   |  

Hari Jumat sesudah Rabu Abu (Hari Pantang)

"Salib Tuhan ada di seluruh dunia. Jalan salib-Nya tak terbatas waktu dan tempat." (Paus Benediktus XVI)

Antifon Pembuka (Mzm 30 (29):11)

Tuhan telah mendengarkan suaraku dan berbelas kasih. Tuhanlah penolongku.

The Lord heard and had mercy on me; the Lord became my helper.

Doa Pembuka


Allah Bapa yang Mahakudus, bantulah kami membarui diri dengan tobat. Semoga usaha mati raga yang kami mulai dapat kami selesaikan dengan hati tulus ikhlas. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Bacaan dari Kitab Yesaya (58:1-9a)

 

"Berpuasa yang Kukehendaki ialah engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman."


Beginilah firman Tuhan Allah, "Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka, dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka! Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang berlaku benar dan tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyai Aku tentang hukum-hukum yang benar. Mereka suka mendekat menghadap Allah, dan bertanya, "Kami berpuasa, mengapa Engkau tidak memperhatikannya juga?" Kami merendahkan diri, mengapa Engkau tidak mengindahkan juga?" Camkanlah! Pada hari puasamu engkau masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu mendesak-desak semua buruhmu. Sesungguhnya, kamu berpuasa sambil berbantah dan berkelahi, serta memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. Dengan cara berpuasa seperti ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. Inikah puasa yang Kukehendaki: Mengadakan hari merendahkan diri? Menundukkan kepala seperti gelagah? Dan membentangkan kain sarung serta abu sebagai lapik tidur? Itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada Tuhan? Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki ialah: Engkau harus membuka belenggu-belenggu kelaliman dan melepaskan tali-tali kuk; membagi-bagikan rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah; dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian, dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri! Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar, dan lukamu akan pulih dengan segera. Kebenaran menjadi barisan depanmu, dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan Tuhan akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia berkata: Ini Aku!"
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Atau: Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.18-19)
1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku.
2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
3. Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur. Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Am 5:14)
Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup, dan Allah akan menyertai kamu.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (9:14-15)

"Mempelai itu akan diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."


Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus, dan berkata, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka, "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa."
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan

Puasa bukan sekadar rutinitas. Tujuan Puasa maknanya dan patokannya adalah Yesus. Ada bahaya bahwa dalam beribadat, dalam beragama kita lebih dikuasai oleh kebiasaan, oleh rutinitas. Tidak lagi melihat tujuan dan makna. Yesus hari ini mengingatkan kita atas makna dalam berpuasa. Yesus membedakan antara hari berpuasa dan hari bergembira menurut irama hidup. Kehadiran Yesus adalah kebutuhan manusia. Berada bersama Dia sebagai sang mempelai, perjumpaan dengan Dia dalam doa, kebersamaan dengan Dia dalam hidup dan karya. Yesus juga menentukan waktu muridnya untuk berpuasa kalau mempelai diambil dari mereka. Dalam kekalutan hidup murid akan mendekat pada sang Guru dengan rendah hati dan berpuasa agar terang Tuhan mengusir kegelapan. Setelah berdosa memisahkan diri dari Yesus manusia harus kembali dengan sesal dan tobat mengaku dirinya sebagai manusia pendosa tetapi juga tahu penuh percaya bahwa sebagai pendosa ia dicinta dan diampuni oleh Bapa. Puasa kristiani bukan prestasi tetapi perendahan diri. Bukan kekesalan dan rasa benci akan kegagalan diri menjiwai puasa, melainkan orang berpuasa menunggu penuh percaya akan kedatangan Sang mempelai kembali. Selamat berpuasa dengan senang hati. (Renungan Harian Mutiara Iman 2019)

Antifon Komuni (Mzm 25 (24):4)

Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku.

Lihat Juga:

Renungan Harian Lainnya...

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi