BBM

  8 Sep 2014, 11:50

Pekan lalu penulis reuni dengan rekan wartawan olahraga OR seangkatan dari berbagai media angkatan 1970, yang kini rata-rata umurnya 70 tahun ke atas. Reuni disponsori oleh rekan paling senior Lukman Setiawan (80) yang berkarir sukses dari wartawan OR menjadi pengusaha media. Salah satu pendiri majalah TEMPO dan eks direktur percetakan PT Temprint grup TEMPO. Dibantu oleh putrinya, Lukman mencari dan menemukan alamat teman-teman lamanya di mana wartawan seangkatan kini tinggal 10 orang. Lainnya selain tak terlacak juga sudah pada meninggal. Kita temannya, terharu atas inisiatifnya mengumpulkan kembali balung pisah. Di umur 80 tahun ia masih kelihatan sehat, segar, bugar dan hanya sudah banyak lupa.

Biasa dengan pertemuan 10 orang saja nostalgia bangkit lagi sepertinya pengalaman malang melintang di lapangan jurnalistik baru "kemarin" saja. Terutama kisah lucu-lucu beheula masa lalu, yang membuat kami tertawa tergelak-gelak sampai para pengunjung restoran tempat kami bertemu pada menoleh. Sepertinya kami kembali muda lagi. Di antara nostalgia itu a.l. peliputan jurnalistik antara 1970-1980 di mana kami setiap tahun meliput balap motor Grand Prix Malaysia di sirkuit Batu Tiga di Selangor, Kuala Lumpur. Pembalap-pembalap motor Indonesia waktu itu banyak disponsori oleh Pertamina dengan membawa bendera Pertamina Racing.

Kami waktu itu sambil bercanda juga "meramal" jangan-jangan Pertamina bisa " bangkrut" disikat oleh Petronas, perusahaan minyak Negara Malaysia yang baru berdiri dan tumbuh. Ilmu Pertamina dipelajari habis oleh Petronas terutama seluk beluk kontrak karya. Pertamina waktu itu perusahaan luar biasa, bintang lima eh malah bintang 10? dan masa keemasannya. Sekarang "ramalan" kami sepertinya benar? Di-mana-mana terlihat orang antri BBM. Ironisnya terjadi di Negara yang kaya minyak. Bandingkan dengan Petronas, uangnya tak terhitung dan bingung mau dikemanakan (diinvestasikan).lagi.

"Ramalan"kami karena melihat manajemen Pertamina yang sudah kelihatan amburadul (koran " Indonesia Raya") waktu itu memuat laporan investigasinya.. Ramalan itu menjadi guyonan dan seolah-olah bullshit waktu itu. Antri BBM, Ah, sudahlah! itu bukan urusan kami lagi, manusia yang sudah berumur 70 tahun lebih ini. Kami bantu doa saja untuk Negara ini

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Editorial (WM) Lainnya...