Semu

  23 Jun 2015, 18:30

Tradisi Jawa menjelang bulan Ramadhan adalah bulan Ruwah bulan baik untuk nyadran atau ziarah kubur leluhur terutama para orang tua kita yang kebetulan sudah pada meninggal. Tak ketinggalan penulis juga melakukan ritual itu di Solo tempat leluhur penulis dan Yogyakarta tempat leluhur isteri. Di Solo leluhur penulis berada dalam satu kompleks Pamijen makam khusus keluarga. Jadi tidak ada persoalan bagi keluarga Kristen maupun Muslim menjadi satu. Namun ketika di Yogyakarta bersama keluarga besar isteri yang mayoritas Muslim, ada salah seorang keluarga heran? Mengapa?

Semu

Berdekatan dengan makam leluhur isteri, terdapat makam Katolik dengan nisan salib Kristus yang terawat rapi. Sehingga ada yang tanya, kok, boleh Muslim dan Kristen menjadi satu? Maklum mereka ini pada lahir di Jakarta, sehingga tidak merasakan guyubnya persaudaraan di daerah terutama Solo dan Yogyakarta. Masa kecil penulis di Solo ketika ada kematian, semua tetangga cancut taliwondo semua ikut sibuk. Bahkan memandikan jenazah tanpa peduli agamanya apa? Maka penulis juga heran,ketika bapak mertua penulis yang Muslim wafat, penulis tidak boleh memegang jenazah untuk memandikannya. Penulis pun tidak mempersoalkan karena bisa waton suloyo.

Di daerah Jawa Tengah memang ada daerah yang ekstrim. Kefanatikan mengarah ke fundamentalis memang tak kunjung henti sampai sekarang. Sehingga dalam keluarga pun masih terjadi kerukunan semu. Padahal ketika kita berintereaksi sosial dengan segala macam umat beragama yang paling ditonjolkan adalah etika, ajaran orang tua, dan kearifan lokal. Ini ajaran para tetua leluhur penulis. Jadi bukan indoktrinasi yang bersumber pada pasal-pasal "suci" yang mati. Bagaimanapun kalau terjadi diskriminasi, minoritas selalu di posisi lemah. Contoh nyata izin pendirian rumah ibadah. Maka kalau ditelisik akar dari intoleransi di Indonesia sejatinya karena penegakan hukum yang lemah. Negara tak selalu hadir membela warga negaranya.

Dari contoh diatas wong namanya orang sudah mati, menjadi satu dalam satu kompleks pemakaman apa susahnya, sih? Ini menurut logika waras saja.

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi