Pilihan

  24 Aug 2014, 07:55

Ketika menghadiri pertemuan antara Presiden SBY dengan para veteran pejuang kemerdekaan RI di Balai Sarbini (10/8/014) lalu, ada sebuah peristiwa tidak enak. Letkol (Purn.) Sara (87) dibentak oleh Paspampres untuk tidak boleh masuk ruangan karena telat. Gara-garanya, ia sudah tak kuat lagi untuk menaiki tangga gedung, dan harus berjalan keliling untuk mencari lift, habis waktu. Isterinya yang menuntunnya juga kena bentak ketika memberi tahu alasan telat tersebut. Adegan itu dilihat banyak orang, dan menimbulkan empati sehingga Paspampres di bully rame-rame di media sosial.

Pilihan

Adegan semacam itu memang sering terjadi yang menimpa para adi yuswa. Penulis suatu ketika datang di kantor perusahaan tanpa lapor di satpam, diteriakin seorang satpam dengan nada kasar. Adegan ini dilihat oleh beberapa karyawan yang kenal penulis, sehingga satpam itu juga di-'bully' rame-rame. Inilah salah satu risiko dari seorang yang mencapai umur adi yuswa, pensiunan. Bagi mereka yang tak kenal biasanya memandang orang-orang tua itu hanya sebagai 'barang bekas'? Padahal kalau kita berpikir sederhana saja, apakah mereka yang adigang adigung adiguno itu tidak pada punya orang tua? Anak ajaib yang lahir dan besar sendiri? Bagaimana perasaannya jika orang tuanya diperlakukan seperti itu?

Romo Endar yang pernah dalam pencerahannya di lingkungan Adi Yuswa MBK, memberi pertanyaan: jadi tua itu nasib atau pilihan? Ada yang menjawab nasib, ada pilihan. Yang benar menjadi tua itu adalah pilihan. Kalau nasib itu konotasinya nelongso, menderita banget. Namun kalau pilihan itu berarti kita tahu dan sadar, memilih itu ada risiko dan tanggungjawab. Misalnya memilih profesi, ya, harus sadar dan menjiwai apa yang dipilih. Dengan demikian semuanya akan dijalankan dengan kegembiraan dan suka cita. Sekalipun dibentak-bentak, jalani saja. Dengan dibentak tidak akan berkurang umur kita. Malah kalau bisa kita doakan yang membentak kita.

Menurut data BPS jumlah Adi Yuswa di Indonesia ada 27 juta orang, dan yang hidup mandiri dan produktif sekitar 7 juta jiwa. Selebihnya kalau masih bekerja berebut dengan tenaga produktif atau malah jadi beban keluarga atau juga terlantar. Maka para Adi Yuswa, camkan menjadi tua itu adalah pilihan. Agar kita tetap masih berasa bisa mandiri, bermakna dan berdaya guna. Jangan nasib!

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi