Romo Andy: Saya Taat. Selamat Tinggal MBK, Selamat Datang Kaimana

  4 Dec 2016, 05:55

Bagi Romo Robertus Andy Priambada OCarm, penugasan ke Kaimana merupakan bagian dari proses melayani. Melayani dan menjalani panggilan semua melalui proses yang panjang. Baik panggilan sebagai awam, sebagai orangtua, karyawan, maupun panggilan sebagai Biarawan-Biarawati, semua melalui proses yang panjang.

Romo Andy: Saya Taat. Selamat Tinggal MBK, Selamat Datang Kaimana

Romo Andy menjawab panggilan Tuhan juga melewati proses yang panjang. Tidak seperti seminaris lain yang melalui pendidikan Seminari menengah. Romo Andy termasuk kategori terlambat dipanggil. "Saya masuk postulat. Postulat adalah panggilan yang terlambat. Sebelumnya, saya sudah bekerja," tutur penggemar snorkeling ini, Minggu (27/11) lalu.

Perjalanan panggilan tersebut datang saat Romo Andy mengikuti retret. "Saat itu tahun 1995, usia saya 24 tahun setelah mengikuti retret, panggilan untuk mengikuti Tuhan seakan datang terus menerus," tuturnya.

Menjawab bisikan tersebut, Romo Andy hanya berdoa dan berdoa di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya, mohon petunjuk, karena dia mengaku tidak tahu caranya. "Saya tidak tahu bagaimana menjawab panggilan Tuhan. Saya tidak tahu caranya," ujar Alumni IKIP Negeri Malang - sekarang Universitas Negeri Malang ini.

Hingga suatu saat setelah berdoa di Gereja, tiba-tiba tanpa disadari Romo Andy seolah-oleh dipaksa menoleh ke arah kertas fotocopy yang sudah kusut. Dia tertarik lalu mengambil dan membacanya. "Ternyata kertas tersebut berisi informasi pernerimaan panggilan untuk ordo Societas Verbi Divini (SVD), Congregatio Missionis (CM) dan Ordo Karmel (OCarm)," kata mantan guru sejarah ini.

Romo Andy pun memutuskan untuk menjawab panggilan Tuhan dengan mengikuti orientasi di Karmel. Dalam proses orientasi tersebut, merasakan kebersamaan yang sangat indah dan menyentuh. Ini salah satu alasan Romo Andy dengan bulat mengatakan, "Kamel inilah panggilanku."

Masuk Postulat

Selanjutnya, Romo Andy masuk postulat agar lebih mantap saat memasuki tahap awal kehidupan sebagai religius di Novisiat. Postulat juga bisa dikatakan sebagai "pintu gerbang" untuk masuk ke dalam hidup religius. "Postulat ini untuk mendidik kami lebih disiplin dengan waktu dan kebiasaan biara, yang belum pernah kami alami di luar," tuturnya.

Bagi Romo Andy, masa postulat identik dengan panggilan yang terlambat. Masa postulat dirasakan cukup berat. Romo Andy merasa lebih berpengalaman dan cenderung meninggikan diri di bading rekan-rekan lain yang usianya lebih muda sekira 9-10 tahun.

"Kami menjadi sulit berkomunikasi. Faktor usia juga membuat saya terlalu meninggikan diri, membuat sulit bersosialisasi dan kurang menghargai karya mereka yang lebih muda. Saya benar-benar harus melawan rasa ego saya," kata putra ketiga dari delapan bersaudara ini.

Menginjak tahun kedua, Romo Andy akhirnya berhasil mengalahkan rasa egoisnya. Mulai bisa bersikap rendah hati, menghargai yang lebih muda dan komunikasi pun terjalin dengan lebih baik. "Saya mulai merasakan kebersamaan. Saya mulai merasakan persaudaraan yang sejati, setelah saya mau membuka diri dan bersikap rendah hati," ujarnya.

Perkembangan selanjutnya, Romo Andy masuk Novisiat selama dua tahun, lalu melanjutkan studi filsafat dan teologi. Di sinilah saat melanjutkan studi, Romo Andy mendapat julukan baru yaitu Opung. "Saya satu angkatan yang paling tua. Itu sebabnya, teman-teman memanggil saya dengan panggilan Opung. Yaa... karena tua itu," tutur Romo Andy sambil tertawa.

Perjalanan studi Romo Andy ternyata tidak berjalan mulus terus, sebagai manusia Romo Andy mengaku sempat mengalami kegalauan. Kegalauan muncul bukan karena tahbisan, namun karena takut tidak mampu menyelesaikan studi tepat waktu. "Saat di Strata satu (S1), saya sempat tinggal kelas, sehingga saya ditinggal teman satu angkatan. Saya tidak enak dengan Ordo yang sudah membiayai studi saya. Saya juga tidak nyaman dengan adik kelas. Ini yang membuat saya galau dan ragu-ragu," jelasnya.

Namun, sekali lagi Romo Andy berhasil mengatasi keraguannya dan menyelesaikan studi strata dua (S2) tepat waktu dengan lancar. Akhirnya pada 12 September 2013, Romo Andy ditahbiskan di usianya yang ke 42 tahun. Spiritual Kamel, doa, persaudaraan dan pelayanan membantu Romo Andy menjawab panggilan Tuhan.

"Saat menyelesaikan thesis, saya sempat ditakut-takuti bakal tidak akan selesai. Namun, Tuhan punya rencana lain, thesis selesai tepat waktu, dan saya tidak menjumpai dosen yang mempersulit studi saya, hingga saya ditahbiskan."

Pelayanan Pastoral

Setelah ditahbiskan, Romo Andy ditugaskan di Paroki Santo Yusuf, Jember, Jawa Timur. "Saya tidak pernah membayangkan akan berkarya di kota besar. Bayangan saya sebelum tahbisan, yaa.. berkarya di paroki kecil di pinggir kota," katanya.

Satu setengah tahun berkarya di Paroki Santo Yusuf, Jember, Romo Andy mendapat penugasan di Paroki Tomang, Gereja Maria Bunda Karmel (MBK) pada 8 Desember 2014. Romo Andy mengaku saat ditugaskan di Gereja MBK kaget. Paroki besar. "Sempat teman-teman bercanda pada saya, saat mereka tahu saya ditugaskan ke MBK. Siap-siap gak tidur yaa.. begitu candaan teman-teman saya. Namun, saya siap, saya taat," kata Romo Andy.

Di Paroki Tomang, Romo Andy banyak belajar dan memperoleh pelajaran yang belum ada di Paroki lain, yaitu Pastoral Apartemen. "Ini baru bagi saya. Konsep pastoral Apartemen ya baru Gereja MBK yang memiliki, jadi memang harus dirumuskan. Mungkin ke depan, akan berkembang sistem Pastoral Apartemen ini," katanya.

Pada bulan September 2016, Romo Andy mendapat penugasan baru di Kaimana. Namun, karena Surat Keputusan (SK) belum turun, Romo Andy diminta tidak memberitahu siapapun. "Saya taat, sehingga tidak ada seorang pun yang tahu saya akan ditugaskan ke Kaimana, hingga SK turun dan saya harus berangkat. Soal hasil? Biarlah orang atau umat yang menilai."

Lihat Juga:

Fokus (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi