Orang Muda Katolik Dasar Kesatuan dalam Keberagaman

 bnj  |     22 Oct 2017, 01:49

Jika melakukan browsing lewat google.com dengan menggunakan frasa keyword Orang Muda Katolik, ada banyak sekali situs/website tentang OMK dan kegiatan yang terpapar. Ada banyak sekali kegiatan yang diunggah dan diinformasikan. Begitulah cara orang muda katolik berinteraksi. Mereka menggunakan sosial media (facebook, instagram, twitter, youtube) sebagai penghubung lintas batas dan berbagi cerita, gambar dan video.

Orang Muda Katolik Dasar Kesatuan dalam Keberagaman

Paroki Tomang, gereja Maria Bunda Karmel, pada Minggu, 15 Oktober 2017, mengadakan Dewan Paroki Pleno yang membahas dan mengesahkan Program Karya 2018, yang akan kick-off 19 November 2017. Selain itu juga membahas sosialisasi aktiva keuangan lingkungan, rencana pengembangan wilayah dan lingkungan, Tabut, Sosialisasi acara puncak HUT MBK dan undian per wilayah untuk Bedah Rumah, Penyerahan surat tugas panitia Imlek 2018 serta penyerahan surat tugas panitia paskah 2018.

Jika merujuk pada tema Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) 2018 adalah, amalkan Pancasila: Kita Bhinneka, Kita Indonesia. Sementara, Paroki Tomang Gereja MBK mengambil tema untuk tahun 2018: Tahun pelayanan orang muda, kesatuan dalam keberagaman - dengan merujuk pada sila ketiga Persatuan Indonesia. "Tahun ini, paroki kita menitik beratkan program karya untuk orang muda katolik gereja MBK," tutur Christoforus Yoseph Koswara, anggota Dewan Paroki Harian (DPH) Gereja MBK.

Sementara itu, ada lima pokok sasaran prioritas yang disahkan oleh Pastor Kepala Paroki Tomang, Gereja MBK, Romo Andreas Yudhi Wiyadi O.Carm. Kelima sasaran prioritas tersebut Pertama, mengembangkan pastoral keluarga yang utuh dan terpadu. Kedua, meningkatkan kualitas pelayanan pastoral dan kader awam. Ketiga, meningkatkan katekese dan liturgi yang hidup dan memerdekakan.

Keempat, meningkatkan belarasa melalui dialog dan kerjasama dengan semua orang yang berkehendak baik untuk mewujudkan masyarakat yang adil, toleran, dan manusiawi khususnya untuk mereka yang miskin, menderita dan tersisih. Kelima, meningkatan keterlibatan umat dalam menjaga lingkungan hidup di Paroki Tomang, Gereja MBK.

"Dulu (2016/2017) program karya ini berada di bawah Seksi Lingkungan Hidup. Sementara, sejak 2017, Seksi Lingkungan Hidup berubah menjadi Sub-Seksi, dibawah Seksi Keadilan dan Perdamaian," jelas Linus Ligo, anggota DPH Paroki Tomang, Gereja MBK.

Sementara indikator pencapaian program karya yang menitik beratkan pada kaderisasi orang muda Katolik adalah terselenggaranya sistem kaderisasi orang muda, yang meliputi pelajar Katolik, tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan tingkat mahasiswa.

Indikator pencapaian dalam keterlibatan umat untuk menjaga lingkungan hidup, jika 50 persen jumlah lingkungan di gereja MBK mampu melakukan gerakan umat peduli lingkungan hidup. Selain itu, terlaksananya program lingkungan yang hijau dengan tanaman keras dan menggurangi penggunaan bunga potong.

"Salah satu contoh yang paling gampang adalah memilah sampah organik dan unorganik, membuat resapan biopori di lingkungan masing-masing," jelas Linus.

Muda dan Merdeka

Tahun 2018 akan menjadi tahun orang muda Katolik gereja MBK. Mgr Pius Riana Prapdi, Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia dalam even besar 7th Asian Youth Day (AYD7) atau Pertemuan OMK se-Asia ke-7 pada tahun 2017, mengatakan, kita pun berharap bahwa selagi berbagi kisah-kisah hidup itu sedang terjadi Pentekosta Baru.

"Kelahiran Gereja Katolik Masa Kini dengan OMK sebagai tulang punggung - OMK yang compassionate, committed, dan connected, yang kreatif dan tahan banting mengikuti Yesus dalam perjalanan 'yang tidak mudah, namun menggembirakan'. Dengan demikian, dalam doa dan karya kita sebagai OMK, akan tersambung dengan spirit generasi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 yang membebaskan. Gereja Katolik Indonesia semakin menemukan panggilan sejatinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia. OMK menjadi generasi yang terlibat berjuang mengatasi berbagai persoalan yang mengancam kemanusiaan, kebersamaan bermasyarakat, kualitas hidup, keutuhan ciptaan, dan semacamnya," jelas Mgr Pius Riana Prapdi.

Dalam bahasa Wakil Ketua DPH Paroki Tomang, Gereja MBK, Joseph Nixon Jacobus Silfanus, OMK jangan seperti orang yang menari Poco Poco. "Maju selangkah, lalu mundur dua langkah. Ini bukan cermin dari OMK. Jika pada tahun 2015, kita berhasil mengumpulkan OMK sebanyak 800 orang. Kini saatnya, merealisasikan langkah selanjutnya program karya OMK. Saya tidak muluk-muluk berharap, cukup 30 persen orang muda di lingkungan masing-masing terlibat dalam kegiatan liturgi," ungkap Nixon.

Sementara itu upaya memperkuat iman orang muda dirancang lewat program meningkatkan katekese dan liturgi yang hidup dan memerdekakan. Indikator pencapaiannya adalah pelaksanaan liturgi orang muda yang menarik, hidup dan memerdekakan.

Salah satu target yang ingin dibangun yaitu mengumpulkan 30 persen orang muda dari lingkungan untuk terlibat dalam kegiatan liturgi. "Selain itu mendorong pertumbuhan kelompok kelompok doa dan devosi orang muda, serta meningkatkan pemahaman makna liturgi ekaristi," ungkap Linus.

Apakah liturgi yang memerdekakan itu? Menurut Romo H. Sridanto Aribowo Nataantaka, Pr, Ketua Komisi Liturgi Keuskupan Agung Jakarta. Liturgi yang memerdekakan bukan liturgi yang bebas, tidak ada aturan. Merdeka artinya ada dua.

"Pertama, ada unsur tanggung jawab. Bisa menanggapi rahmat Tuhan dengan sesuatu yang bisa dibagikan kepada sesama. Tidak hanya melulu mengasihi Tuhan tapi juga mengasihi sesama. Kedua, relasi yang dalam dengan Tuhan karena pada dasarnya liturgi mau mengedepankan relasi dengan Tuhan yang baik. Misal, datang ke misa tidak terlambat. Maka merdeka berarti semakin dalam, semakin merdeka, semakin berelasi dengan baik," jelas Romo Danto.

Sosial Ekonomi

Orang muda Katolik adalah tulang punggung gereja masa depan. Kesejahteraan sosial ekonomi orang muda Katolik ditentukan saat mereka masih remaja. Berbelarasa, berinovasi, pantang menyerah dan mau bersikap inklusif adalah kata-kata kunci masa depan orang muda Katolik.

Nixon berharap, OMK Gereja MBK terus meningkatkan belarasa melalui dialog, kerjasama dengan semua orang. Bagi Nixon, memberi perhatian dan toleransi adalah sikap yang harus terus dipupuk. Nixon akan berusaha menjalankan program pemberdayaan ekonomi dan sosial bagi orang muda yang membutuhkan.

"Saat kita membuka diri bergaul dengan semua orang yang berkehendak baik. Di Paroki kita, ada banyak pengusaha, pemilik perusahaan serta pimpinan tertinggi di perusahaan-perusahaan besar. Saya rasa, para pengusaha dan pimpinan perusahaan bisa menjembatani calon pekerja dan pemberi kerja. Atau bisa juga memfasilitasi orang muda gereja MBK yang membutuhkan pekerjaan, bagi mereka yang sudah lulus kuliah," ungkap Nixon.

Sambil menyinggung Hari Pangan Sedunia (HPS), yang jatuh pada 16 Oktober lalu, Nixon menggolong dua jenis orang muda Katolik. Pertama, mereka yang kurang gizi. Kedua, mereka yang kelebihan gizi. "Biasanya orang muda yang kurang gizi, tidak terlalu tinggi dan agak kurus. Sementara orang muda yang kelebihan gizi, gampang ditandai karena badan mereka subur-subur. Bagi orang muda, keduanya bisa berdampak negatif. Solusinya adalah berbagi. Makan secukupnya dan jangan membuang makanan," jelas Nixon.

Masih berbicara masalah sosial ekonomi, Nixon menegaskan OMK bakal menghadapi masa depan yang makin menantang, kompetisi perebutan lahan pekerjaan akan semakin berat. Salah satu cara yang akan direalisasikan adalah membentuk tenaga siap pakai. "Caranya dengan memberi kesempatan orang muda mengisi jabatan stuktural di lingkungan, wilayah, seksi agar mereka lebih siap terjun ke masyarakat dan dunia kerja," kata Nixon.

"Saya yakin, para pengusaha dan pimpinan perusahaan akan bersedia mendukung program pelatihan kerja, kursus-kursus praktis siap kerja bagi orang muda Katolik, yang sudah lulus kuliah atau yang putus sekolah akibat kondisi sosial ekonomi. Saya berharap ini (putus sekolah) tidak terjadi pada umat gereja MBK, karena kami memiliki program ASAK (Ayo Sekolah Ayo Kuliah)," tambah Nixon.

Lihat Juga:

Fokus (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi