Taman Gizi: Pertumbuhan Gizi Anak

 Judith Widjaya  |     25 Feb 2017, 13:52

Tahukah Anda setiap hari Rabu pukul 14.00 WIB diselenggarakan Taman Gizi di selasar MBK? Bermula dari Romo Sudibyo O.Carm selaku Pastor Kepala Paroki waktu itu yang mempunyai segudang ide, bertujuan membantu orang-orang di samping maupun belakang MBK. Saat itu Romo Dibyo mengusulkan untuk diadakan kursus menjahit supaya bisa membuat keset, seragam sekolah, seprei, dan sebagainya, supaya hasil karya mereka dapat dijual tiap minggunya. Juga kursus perawat membantu lansia atau lainnya. Tapi minatnya kurang, sehingga hanya taman gizi yang dapat terealisasikan.

Taman Gizi: Pertumbuhan Gizi Anak

Taman Gizi didirikan pada 14 Agustus 1997. Awalnya, hanya tiga presidium Legio Maria yang membantu saat itu. Karena sedikit yang membantu maka WKRI pun ikut membantu. Anak-anak sekitar yang ikut taman gizi mencapai 40 anak saat itu, sekarang tinggal 20 anak. Tiap anak sudah mempunyai kartu masing-masing, dibawa saat mereka datang, lalu ditimbang dan ditulis kemajuannya. Jika beratnya turun terus dapat dicari solusinya, apakah karena sakit atau sebab lainnya. Setelah didata, anak-anak membawa pulang bubur, telor, susu yang telah disediakan.

Presidium Legio Maria di MBK sekarang sudah banyak, maka setiap Rabu yang bertugas ada dua presidium, yang sudah dibagi minggu 1, 2, 3, 4 yang bertugas dari presidium mana saja dan ingat minggu ke berapa tugasnya.

Para ibu tentunya sangat terbantu sekali dengan adanya taman gizi, sehingga kesehatan anaknya dapat terpantau tiap minggunya. Kadang ada ibu datang untuk curhat anaknya sakit, atau anaknya ada hal lainnya.

Pernah suatu ketika ada seorang ibu datang membawa kedua anaknya. Ibu tersebut datang ke taman gizi dengan terburu-buru, ternyata baru selesai mengemis di perempatan jalan, dan langsung ingat bahwa Rabu siang adalah harinya taman gizi, lalu segera pulang. Hal ini dapat kita lihat bahwa antusiasme mereka sangat tinggi.

"Pernah juga saat anak sakit dan sedang beristirahat di rumah, ibunya tetap datang membawa kartu dan diberikan bubur, susu, telor. Sampai di rumah, jatah yang diberikan tersebut tetap untuk anaknya yang sedang sakit," ujar Mariana. "Kami senang melihat anak-anak sehat. Harapan kami dengan adanya taman gizi supaya lebih baik lagi," tambahnya.

"Saya bersyukur bisa ambil bagian di taman gizi. Kadang tanpa terduga, ada saja teman-teman presidium menyumbang telor atau bubur. Ini merupakan ungkapan rasa syukur teman-teman presidium. Bersyukur bisa merasakan semangatnya ibu-ibu untuk tetap datang, walaupun anaknya sedang tidur atau rewel. Apalagi melihat anak-anak tersebut yang lucu, montok, dan menggemaskan, kami pun bersukacita. Setelah selesai dari taman gizi kadang anak tidak pulang dulu, mereka bermain di sekitar MBK," cerita Ina.

Dengan adanya taman gizi, perkembangan gizi anak sekitar MBK semakin terpantau. Ini didukung dari orang tua yang tiap minggunya rutin mengantarkan anaknya pemeriksaan gizi. Peran ini tak lepas dari Legio Maria berkolaborasi dengan WKRI dan Poliklinik berkomitmen mendukung dan melaksanakan kegiatan ini.

Lihat Juga:

Fokus (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi