Makna Liturgi Sabda dalam Perayaan Ekaristi

 Maria Clarissa  |     13 Aug 2017, 10:23

Santo Paulus pernah berkata kepada jemaat di Roma: "Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Firman Kristus yang dimaksud adalah pewartaan Kristus itu sendiri. Di dalam tradisi Gereja, pewartaan itu disampaikan secara konsisten kepada umat pada setiap perayaan Ekaristi dalam bentuk Liturgi Sabda. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Liturgi Sabda merupakan bagian yang sangat penting dalam perayaan Ekaristi. Dalam buku Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) no: 29 dikatakan: "Bila Alkitab dibacakan dalam gereja, Allah sendiri bersabda kepada umat-Nya, dan Kristus sendiri mewartakan kabar gembira, sebab Ia hadir dalam sabda itu."

Makna Liturgi Sabda dalam Perayaan Ekaristi

Liturgi Sabda terdiri dari: bacaan pertama, mazmur tanggapan, bacaan kedua, Alleluya/bait pengantar Injil, bacaan Injil, aklamasi sesudah Injil, homili, syahadat iman, dan doa umat. Mengingat pentingnya Liturgi Sabda dalam perayaan Ekaristi, maka setiap bagiannya akan dijelaskan secara mendetail dalam tulisan ini.

Bacaan Pertama

Gereja menetapkan rancangan bacaan liturgi yang menyeluruh dalam bentuk sebuah buku yang disebut lectionary. Pada hampir setiap hari Minggu, bacaan pertama diambil dari Perjanjian Lama. Biasanya isi dari bacaan pertama ini memiliki kaitan yang erat dengan bacaan Injil. Dalam Perjanjian Lama, Allah menyatakan Diri-Nya melalui peristiwa sejarah bangsa Israel, untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Pewahyuan Allah itu akhirnya mencapai puncaknya pada peristiwa Yesus Kristus. Jadi, dengan mendengarkan bacaan pertama, kita dapat memahami secara lebih baik tentang apa yang Yesus katakan/lakukan dalam Injil.

Inilah sebabnya mengapa Gereja tetap mempertahankan tradisi para rasul yang pada zamannya menggunakan kitab Perjanjian Lama. Yesus sendiri pernah mengatakan: "Janganlah kamu menyangka bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Pada akhir bacaan, lektor akan mengatakan: "demikianlah sabda Tuhan." Seruan ini merupakan ajakan bagi kita untuk mengingat kembali sejarah penjanjian antara Allah dengan manusia. Bahwa Allah karena kasih-Nya, sejak awal selalu berinisiatif terlebih dahulu mendekati manusia untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

Mazmur Tanggapan

Di antara bacaan pertama dan bacaan kedua, sesungguhnya kita memiliki bacaan lain dari Alkitab. Bacaan ini bersifat partisipatif, yaitu pemazmur membacakan, umat berpartisipasi menanggapi. Itulah mengapa bagian ini disebut sebagai Mazmur tanggapan. Bacaan yang dinyanyikan oleh pemazmur pada bagian ini biasanya diambil dari kitab Mazmur, kitab yang terdapat begitu banyak kidung dan doa bangsa Israel kuno. Hanya pada hari-hari raya tertentu pemazmur menyanyikan kidung dari kitab lainnya, misalnya dari kitab Daniel untuk Hari Raya Tritunggal Mahakudus, dari kitab Lukas yang adalah kidung Maria untuk pesta-pesta yang memperingati Bunda Maria, dan dari kitab Keluaran dan Yesaya untuk malam Paskah.

Gaya menyanyikan mazmur dengan tanggapan seperti ini kemungkinan sudah dipraktikkan sejak zaman Israel kuno. Cara ini digunakan karena lantunan melodi lebih memudahkan umat untuk mengingat kalimat-kalimat doa dan pujian kepada Allah yang terdapat dalam Kitab Suci, sehingga setiap kata dari kalimat-kalimat itu sungguh terpatri di dalam hati umat.

Ketika kita mendengarkan ayat-ayat yang dilantunkan oleh pemazmur, hendaknya kita dengarkan sungguh-sungguh setiap kalimat dan menyanyikan tanggapannya dengan suara yang terdengar jelas. Sebab melalui mazmur tanggapan ini, Gereja ingin menuntun kita agar dapat menghayati secara mendalam apa yang menjadi doa, harapan, dan pujian kita kepada Allah.

Bacaan Kedua

Pada setiap misa di hari Minggu dan hari-hari raya lainnya, Gereja menetapkan bacaan kedua sebelum memasuki bacaan Injil. Bacaan kedua ini biasanya diambil dari tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru yang bukan termasuk sebagai Injil, yaitu Kisah Para Rasul, tulisan-tulisan apostolik dan Kitab Wahyu. Bacaan kedua ini memang sengaja dibuat untuk dibacakan pada hari ketika banyak umat berkumpul di gereja untuk merayakan misa.

Melalui bacaan kedua, kita diajak untuk memahami bahwa Gereja yang ada sekarang merupakan bagian dari Gereja yang telah ada sejak zaman para rasul. Di dalam bacaan kedua, kita dapat merasakan dinamika perkembangan Gereja pada masa awal didirikan. Kita diajak untuk mengikuti bagaimana pergulatan jemaat perdana yang berusaha bertahan untuk tidak ikut larut dalam kepercayaan pagan yang pada waktu itu sangat mendominasi, dan usaha para rasul yang menjaga umat Kristen binaannya untuk tetap setia pada Injil. Dengan kata lain, melalui bacaan kedua kita dapat mengetahui jatuh bangun jemaat Gereja perdana dalam mempertahankan iman kepada Kristus.

Dari bacaan kedua ini juga, kita dapat menyadari bahwa Gereja bukan hanya apa yang terjadi di pada paroki kita saja sekarang ini, melainkan Gereja yang universal. Gereja yang telah ada sejak zaman para rasul, yang telah melewati banyak peristiwa. Gereja yang hidup dan terus berkembang dari zaman ke zaman, dan kita adalah bagian dari Gereja tersebut. Untuk itu kita pun bersyukur kepada Allah. -bersambung-

Lihat Juga:

Kolom Iman (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi