Jangan Kau Menyerah Memanggul Salibmu, Berdoalah!

 Rob Purnomo  |     1 Jul 2017, 18:21

Dalam perikop Injil Matius yang dibacakan akhir pekan ini nadanya cukup keras. Yesus menegur kita untuk tidak menduakan-Nya. Kita harus mengasihi Yesus lebih dari pada segalanya.

Tidak cuma mencintai-Nya, tetapi juga harus memanggul salib-Nya, dan siap berkorban nyawa sekalipun. Mungkin ini yang dinamakan cinta tanpa reserve. Berat. Sungguh berat.

Marilah kita lihat dalam hidup keseharian kita. Betapa mudahnya kita meninggalkan Yesus untuk hal-hal yang sia-sia. Misalkan, tidak ke gereja karena ada acara yang menurut pertimbangan kita lebih penting. Atau melanggar aturan pantang puasa, karena ada undangan pesta. Dan lain-lain contoh situasi dalam kehidupan.

Kita juga diminta untuk siap menyerahkan nyawa seperti Dia menyerahkan nyawa-Nya untuk kita.

Dalam tata dunia yang kita tinggali ini banyak sekali godaan dan cobaan yang mengajak kita untuk tergelincir dalam mengejar nikmat sesaat dan melupakan perintah Allah. Kita bahkan mengabaikan hukum cinta kasih, tidak segan-segan membiarkan orang menderita, karena karena kita mau suatu kenikmatan tertentu.

Apakah kita sanggup mengubah hidup kita sesuai dengan perintah-Nya? Kadang kita cuma berkilah, aku bukan malaikat. Apakah cuma segitu perjuangan kita, tidak mau berusaha lagi?

Yesus sudah memberi kita banyak jalan untuk bisa kuat memanggul salib seperti Dia. Antara lain adalah doa. Dia menganjurkan kita untuk tidak berhenti berdoa dalam menempuh perjalanan hidup kita, karena doa itu sungguh sumber kekuatan. Ingatlah dalam tiap pernampakan bunda Maria pesan selalu doa, Demikian pula pesan Yesus kepada St. Fautina.

Mari perbanyak doa-doa kita agar kita kuat menghadapi tantangan hidup di zaman yang penuh badai cobaan ini.

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Renungan (WM) Lainnya...