Kini, Aku Mengutus Kamu

 Prasetyo  |     4 Jun 2017, 03:24

Suatu hal yang wajar apabila seseorang ataupun sebuah kelompok merasa ketakutan setelah mengalami peristiwa yang mengerikan. Ini pula yang dialami oleh murid-murid Tuhan Yesus pasca pembunuhan Sang Tuan mereka, yaitu Tuhan Yesus. Tentunya mereka sudah menyaksikan sendiri bagaimana kekejaman bangsa Yahudi dan para tentara Romawi ketika menyiksa dan menyalibkan Tuhan Yesus sampai mati di kayu salib. Bayang-bayang kekejaman itu masih saja terasa, bayang-bayang maut itu masih saja menghantui mereka. Ketakutan itu kini semakin menjadi-jadi sehingga para murid itu berkumpul di tuang yang terkunci.

Kini, Aku Mengutus Kamu

Tiba-tiba, di luar dugaan mereka, dan meskipun pintu terkunci, Yesus berdiri di tengah-tengah mereka, dan dampaknya luar biasa. Dukacita, ketakutan, suasana mencekam dan ketegangan yang menghantui persekutuan para murid digantikan dengan sukacita karena Kristus yang hadir di tengah-tengah mereka, yang menyapa mereka dengan salam 'Damai Sejahtera bagi Kamu'. Untuk meyakinkan mereka, Yesus memang menunjukkan bekas luka yang ada di tangannya dan di lambungnya. Kenyataan ini membawa sukacita yang luar biasa bagi murid-murid. Sekejap mereka mengalami kepenuhan makna damai, yaitu kepenuhan hidup karena memiliki hubungan yang intim dengan Allah. Sukacita keselamatan karena melihat Yesus yang bangkit memenuhi hati mereka. Yesus yang kini datang di tengah-tengah mereka itu bukan sekadar ingatan belaka.

Setelah suasana takut menjadi suasana yang penuh sukacita karena kehadiran Tuhan Yesus yang bangkit, maka sudah saatnya murid-murid diutus untuk memberitakan Injil. Ada hal yang menarik dari kata-kata Yesus ini, yaitu ketika Dia mengatakan 'Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu'. Mengapa kata-kata ini menarik? Karena pengutusan para murid paralel dengan pengutusan Yesus oleh Allah. Perkataan ini menunjukkan bahwa hubungan antara Yesus dan Allah terus menerus bergantung kepada kepatuhan dan kasih Yesus yang sempurna. Yesus bisa menjadi utusan Allah hanya oleh karena Dia memberikan kepada Allah kepatuhan dan kasih yang sempurna. Ini berarti bahwa kita dapat menjadi utusan dan alat Kristus hanya apabila kita mematuhi dan mengasihi Dia dengan sempurna.

Selamat Pentakosta, selamat menjalankan perutusuan Tuhan dengan penuh sukacita.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi