Kasih Allah Itu Membebaskan

 Prasetyo Hartono  |     11 Sep 2016, 10:15

Kita mungkin pernah mendengar ungkapan "Siapa diri kita bisa dilihat dari siapa yang menjadi teman kita." Ungkapan ini tentu sangat berbeda dengan kisah seperti yang tertulis pada Injil hari ini, tentang Yesus menerima para pendosa. Lantas menjadi bersungut-sungutlah orang Farisi yang merasa diri lebih bersih dan baik perbuatannya.

Kasih Allah Itu Membebaskan

Lalu, apa yang menjadi jawaban Yesus atas sikap orang Farisi ini? Ada dua perumpaan - domba dan dirham yang hilang - yang mengusung pesan pada kita bahwa setiap pribadi itu berharga di mata Allah. Sebab itu, Allah senantiasa mencari dan menemukan kita. KasihNya mengalahkan dosa kita. Walaupun kita selalu berbuat dosa Ia tetap mengasihi.

Saya jadi ingat sebuah ungkapan bijak yang mengatakan, "Anda dapat lari dari hadapan Tuhan. Anda dapat mengutuki Tuhan. Anda dapat membenci Tuhan. Tetapi Anda tidak dapat mencegah Tuhan untuk mencari dan mengasihi Anda."

Dalam hidup, kita pernah mengalami kekecewaan, merasakan beban berat, maupun kegagalan. Lalu, rasanya ingin menyalahkan Tuhan dan lari dari persekutuan umat. Keraguan akan kasih dan pertolongan Tuhan muncul. Meski kita seperti ini, Yesus tetap mencari dan membuka tanganNya untuk kita.

Lantas, apa itu bertobat? Apakah sikap kita saat menyesali perbuatan salah dan dosa yang telah kita perbuat? Tentunya tidak hanya berhenti pada penyesalan saja tapi disertai sikap yang membalikkan arah kehidupan. Dari yang semula tidak baik, tidak benar, tidak sempurna menjadi benar, baik, dan sempurna di hadapan Tuhan dan sesama. Bertobat dimaknai juga sebagai meninggalkan sifat-sifat lama yang menghambat kita untuk dapat menjalin hubungan yang baik dan benar dengan Tuhan dan sesama.

Bertobat memang tidak mudah terutama saat mengakui kelemahan diri dan tindakan salah yang telah dilakukan. Diperlukan kebesaran hati dan jiwa untuk melakukannya.

Di Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah, Gereja Keuskupan Agung Jakarta secara khusus mengajak kita untuk melakukan gerakan rohani seperti momen 24 jam bersama Tuhan, ziarah ke gereja-gereja yang sedang berjuang, adorasi dan tentunya menerima sakramen pertobatan.

Semoga ajakan ini memampukan kita untuk berbesar hati dan jiwa mengakui kesalahan dan kelemahan serta hidup semakin dekat dengan Allah yang maha kasih. Kasih Allah akan membebaskan kita.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi