Maria, Martha, dan Pelayanan Kita

 Sigit Kurniawan  |     17 Jul 2016, 05:46

Dulu, di era Yunani kuno sebelum Yesus lahir, Socrates pernah berujar, hidup yang tidak pernah direfleksikan adalah hidup yang tidak pantas dijalani. Mengapa refleksi menjadi penting? Tak jarang, hidup kita sering terjebak pada rutinitas. Kita menjadi orang yang (sok) supersibuk. Kita melakukan banyak hal, aktif di mana-mana, sampai lupa waktu. Supersibuk dan multiaktivitas tidaklah salah. Yang patut diperhatikan adalah ketika kita tidak mampu mengambil jarak, hening sejenak, dan bermawas diri. Untuk apa semua kesibukkan itu? Apa yang kita cari? Kisah Maria dan Martha menarik untuk direnungkan. Saat menyambut kedatangan Yesus, Martha menyibukkan dengan banyak hal. Bisa dibayangkan, dia sibuk dengan makanan, minuman, atau hal-hal terkait menjamu tamu istimewa. Sedangkan Maria, saudarinya, memilih duduk sembari menemani dan mendengarkan Yesus.

Maria, Martha, dan Pelayanan Kita

Maria sempat mengadu pada Yesus kenapa Dia tidak menyuruh Maria membantu untuk melayani. Tapi, Yesus justru menjawab, "Martha, Martha, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara." Sembari Yesus mengingatkan, Maria telah memilih yang terbaik yang tidak akan diambil daripadanya.

Bisa jadi, perkataan Yesus juga cocok buat kita, khususnya yang disibukkan dengan aneka pelayanan. Bisa jadi, saking sibuknya dengan banyak hal, justru kita melupakan yang utama, yakni bertemu dan mendengarkan Tuhan yang kita layani. Atau, kita terlalu khawatir dan sibuk dengan banyak hal sehingga kita melupakan yang utama atau yang terbaik bagi hidup kita, yakni Tuhan sendiri.

Bisa jadi, kita sibuk dan tidak menemukan Tuhan sebagai yang utama karena memang motivasi pelayanan kita belum murni, yakni demi kepentingan kita sendiri, pencitraan, merasa sekadar kewajiban, dan sebagainya.

Kisah Maria dan Martha juga mengajak kita untuk merenungkan apa yang menjadi tujuan dan sarana hidup. Santo Ignasius bilang dalam Latihan Rohani, tujuan hidup manusia adalah memuji, mengabdi, dan memuliakan Allah dan dengan ini, kita bisa hidup bersama-Nya selamanya. Semua hal bisa kita pilih sejauh mengantar kita pada tujuan itu. Dan, kita tidak memilih sejauh itu menjauhkan kita dari tujuan. Nah, apakah segala kesibukkan kita itu semakin mengarahkan kita pada Tuhan atau menjauhkan kita dari-Nya?

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi