Memaknai Allah dalam Perjalanan Hidup

 Helena D. Justicia  |     24 Aug 2014, 08:53

Jika hidup kita baik-baik saja, berkecukupan, sehat dan bahagia, sebagai orang beriman, mudah saja mengakui Allah sebagai penolong dalam hidup. Kita merasa dikasihi dan diberkati. Allah adalah Bapa yang baik hati. Yesus adalah gembala baik yang mengantar domba-domba-Nya ke padang rumput hijau berdanau jernih dan tenang.

Memaknai Allah dalam Perjalanan Hidup

Bagaimana halnya apabila kemalangan demi kemalangan terjadi dalam hidup kita? Apakah yang kita rasakan sebagai orang yang kecil, lemah, miskin, sakit, atau diasingkan? Masihkah kita mudah mengakui Allah sebagai Bapa yang baik hati? Ataukah kita justru mengalami dilupakan atau diabaikan Allah, karena doa-doa pun tak jua dikabulkan?

Makna Allah dalam hidup kita, dapat berkembang dan berubah sesuai dengan perjalanan hidup itu sendiri. Seseorang yang tadinya begitu gembira, ketika sakit, hatinya menjadi penuh dengan kepahitan sebagaimana ungkapan-ungkapan sinis yang terucap dari mulutnya. Sebaliknya, seseorang yang semula acuh tak acuh kepada Allah, dapat menjadi penginjil yang sangat baik setelah berhasil selamat dari maut dalam kecelakaan yang parah.

Memaknai Allah sebagaimana sejatinya Dia, Sang Pencipta dan penyayang kehidupan,tampaknya membutuhkan kesetiaan dan keberanian. Setiakah kita mengakui Allah yang demikian, dalam kondisi apapun juga? Beranikah kita melampaui kepedihan sendiri, untuk mencoba memahami visi Allah yang seringkali tak mudah dimengerti?

Menjadi bermaknalah ucapan St. Teresa Avilla ini: Jangan biarkan apapun mengganggumu, jangan biarkan apapun menakutkanmu. Segala hal berlalu, Allah tidak pernah berubah. Kesabaran mencapai segalanya. Ia yang memiliki Allah tidak kekurangan apapun: Allah sendiri cukup.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi