Ditantang untuk Tetap Setia

 Berlianto - Daisy  |     18 Mar 2017, 12:42

Rekoleksi Weekend Marriage Encounter (WE ME) telah berlalu, tapi sukacita dan kasih Tuhan tak pernah berkesudahan hingga sekarang. Banyak sekali pasutri yang mengalami perubahan hidup dalam berkeluarga. Awal mulanya kami ingin berbagi sukacita ini karena kami pernah mengalaminya. Akhirnya diputuskan WE ME diadakan di area MBK, umat MBK banyak yang ikut, dan biaya pun terjangkau.

Ditantang untuk Tetap Setia

Saat kami diangkat menjadi Koordinator Marriage Encounter Paroki (Kormep) MBK dengan anggota yang baru-baru juga, kami belum memiliki pengalaman dalam mengadakan rekoleksi. Baru sebulan kami menjadi Kormep, tiba-tiba kami sudah memilih Hans-Jenny (Wakil 2 Kormep) sebagai Ketua Panitia rekoleksi ini. Waktu persiapan pun hanya sebulan.

Tantangan yang tak kalah sulitanya dalam menghadapi masalah internal kami. Banyak sekali anggota kami yang terus menentang program kami untuk mengadakan acara rekoleksi yang begitu cepat. Bahkan ada yang mengundurkan diri dari panitia rekoleksi secara diam-diam. Dari anggota yang senior banyak yang khawatir rekoleksi ini tidak akan berhasil. Apalagi biaya rekoleksi kali ini tergolong murah, di tempat-tempat lain dengan tema yang sama lebih mahal dari ini. Rekan-rekan kami yang senior tersebut khawatir kami akan merugi, sedangkan dari anggota yang junior/baru belum ada pengalaman. Jujur, mereka sempat bingung harus mulai dari mana dan persiapannya hanya sebulan.

Semua kasih serahkan dan pasrahkan kepada Tuhan. Dia tahu apa yang ada di dalam hati kami. Dia tahu apa misi yang kami bawa. Dia tahu apa kendala-kendala kami. Dia selalu menyertai kami. Dia selalu setia menyertai usaha kami, dan kami percaya bahwa Dia tidak akan tinggal diam. Dia dapat melakukan apa yang tidak dapat kami lakukan.

Ternyata Tuhan memudahkan semua prosesnya, dari promosi, pembuatan flyer, dan pelbagai pihak lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Saat detik-detik terakhir yaitu tiga hari sebelum pelaksanaan, tim kami sangat kelabakan. Peserta yang mendaftar baru 40 orang, sedangkan target kami 100 orang. Parahnya lagi, saat itu kami sedang pelayanan ke kampung-kampung di ujung hulu Sandai dan tidak ada signal. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya tim. Keesokannya setelah kami tiba di Jakarta, kami langsung berdoa dan memohon petunjuk kepada Tuhan. Lalu Dia mengirimkan dua orang kawan kami yang bersedia membantu kekurangan biayanya. Puji Tuhan tidak sampai satu jam. Otomatis rekan-rekan panitia tambah semangat. Ada yang tadinya sudah mengundurkan diri secara diam-diam, minta maaf dan diberi kesempatan untuk tetap melayani.

Dalam kondisi yang penuh sukacita ini, semua menjadi lebih baik. Uniknya lagi, ada kawan yang membantu membuatkan seragam panitia hanya dalam waktu dua hari. Kami sangat bersyukur atas kasih dan pengampunan Tuhan yang begitu nyata dalam hidup kami dan hendaknya takut akan Tuhan.

Yuk, sebagai umat Paroki MBK, khususnya para pasutri yang sudah menerima sakramen pernikahan, kita sama-sama membuka mata, telinga, dan mulut kita untuk memuliakan nama Tuhan melalui relasi pasutri yang selalu setia dan terbuka satu sama lain. Sabar dan tabah dalam menjalani lika liku kehidupan, terus membuka hati untuk menanti janji penyelamatan Tuhan kepada kita.

Doa:

Semoga Tuhan berkenan memakai tangan dan kaki kita untuk menjadi saluran berkat kasih, damai, dan sukacita bagi banyak orang dan kita boleh turut serta mewartakan kabaik baik Kerajaan Tuhan dan menyerukan pertobatan. Amin.

Lihat Juga:

Seputar MBK (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi