Gaya Hidup Ramah Lingkungan: Mulai dari Diri Sendiri

  3 May 2015, 06:47

Beberapa tahun terakhir, Gereja makin gencar menyuarakan kepeduliannya terhadap masalah lingkungan hidup, karena Gereja makin menyadari, betapa kritisnya permasalahan ini. Dari sisi Teologis, kepedulian terhadap lingkungan hidup merupakan juga perwujudan cinta kita kepada Tuhan. Kalau dahulu perwujudan cinta kasih kita diutamakan kepada Tuhan dan kepada sesama, sekarang ditambah satu aspek lagi: cinta kasih kepada bumi.

Gaya Hidup Ramah Lingkungan: Mulai dari Diri Sendiri

Bagaimana sebetulnya implementasinya?

Tidak sulit, asal mau. Dimulai dari diri sendiri, dan mulai dari yang sederhana.

Kita mulai dari sikap hemat listrik. Sederhana saja: matikan listrik kalau tidak diperlukan. Kita cek rumah kita kalau malam. Betapa seringnya lampu atau AC di sebuah ruangan tetap
menyala, saat ruangan tidak dipakai. TV tetap menyala saat tidak ada yang menonton. Bahkan, charger HP kita biarkan tetap tertancap, saat kita selesai men-charge. Kalau hal ini kita lakukan, kita sudah satu langkah menuju gaya hidup ramah lingkungan.

Demikian juga tentang hemat air. Tanpa sadar, kita sering membiarkan keran air tetap mengalir saat tidak dipergunakan. Misalnya saat kita menggosok gigi. Dengan menutup keran air saat menggosok gigi, kita bisa hemat 100 cc air bersih. Kalau katakanlah, 10.000 umat melakukan hal itu, maka per hari akan dihemat 2 m3, atau 730 m3 air bersih per tahun. Jumlah yang luar biasa.

Selanjutnya, kita juga bisa mulai berhemat plastik, khususnya kantong plastik waktu belanja. Seperti kita ketahui, plastik sangat sulit terurai, dan sebagian besar menjadi sampah
yang memenuhi sungai dan akhirnya ke laut. Mulailah hemat penggunaan plastik, dengan membawa kantong sendiri saat belanja. Selanjutnya, kita bisa juga sedapat mungkin menghindari pemakaian styrofoam, terutama saat membeli makanan.

Bahaya styrofoam adalah materi yang sangat sulit terurai, dan akan menjadi sampah abadi. Plastik dan styrofoam yang mencemari sungai, dan akhirnya laut, seringkali menyebabkan banjir, rusaknya lingkungan hidup, dan matinya pelbagai satwa. Sampah plastik dan styrofoam yang menutupi permukaan laut akan menyebabkan kerusakan ekologis, yang menyebabkan matinya ribuan hewan laut.

Bumi kita sudah cukup berat menanggung beban lingkungan yang semakin rusak. Gerakan perbaikan lingkungan hidup dapat menjadi alternatif untuk aksi nyata selama masa
Prapaska. Kalau kita sungguh mencintai Tuhan, kita hendaknya juga mencintai dan merawat alam cipataanNya.

Yuk, kita mulai dengan gaya hidup ramah lingkungan. Mulai dari diri kita sendiri, dan sekarang. Tidak susah, asal kita mau. (Seksi Lingkungan Hidup MBK)

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi