Van Lith dan Panggilan Pendidik Era Sekarang

 Sigit Kurniawan  |     26 Sep 2016, 10:38

Cikal bakal kekatolikan di Jawa dibidani oleh sosok seorang pastor Belanda bernama Romo Josephus Van Lith SJ. Dialah yang mengawali misi di Tanah Jawa. Jesuit kelahiran Oirschot, Belanda, pada tahun 1863 ini tak hanya menjadi pewarta ulung, tetapi juga pendidik berkomitmen. Pembebasan bagi penjajahan bisa dilakukan melalui jalur pendidikan. Sebab itu, ia mendirikan sekolah guru di Muntilan.

Kabar gembira menguar pekan ini. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengakui peran Van Lith tersebut. Penghargaan itu diberikan pada 23 September dan diterima oleh Romo Budi Subanar SJ sebagai perwakilan Serikat Jesus Provinsi Indonesia.

"Ini merupakan anugerah kebudayaan. Sejak awal, keterlibatan Van Lith pada pendidikan sangat besar. Ia mendirikan sekolah di Muntilan yang melahirkan orang-orang penting di eranya demi kemerdekaan Indonesia kala itu," kata Romo Budi kepada Warta Minggu melalui saluran telepon.

Menurut Romo Subanar, Van Lith berhasil mengintegrasikan antara nasionalisme dan kekatolikan. Dari sekolah Muntilan, lahirlah tokoh-tokoh nasionalis dan para pahlawan nasional, seperti Mgr. Albertus Soegijopranoto SJ, Yos Sudarso, Cornelis Simanjutak, L. Manik, WJS Poerwadarminto, IJ Kasimo. "Pendidikan Van Lith mampu membangun identitas di kalangan anak didiknya, khususnya indentitas ke-Indonesiaan yang diintegrasikan dengan kekatolikan. Ini sumbangan besar beliau," ujarnya.

Pendidikan ala Van Lith ini, sambung Romo Banar, sangat menginspirasi pendidikan-pendidikan saat ini. Menurutnya, sekolah-sekolah Katolik saat ini ditantang untuk bisa membangun imajinasi ke-Indonesiaa-an di kalangan siswanya. Termasuk bagaimana mengintegrasikan kekatolikan dengan kebangsaan. Seperti apa? Simak ulasan lengkapnya di Sajian Utama "Guru Katolik dan Pendidikan Masa Kini" di Warta Minggu edisi 2 Oktober 2016 pekan depan!

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Serba-Serbi (WM) Lainnya...