Persahabatan Itu Saling Memaafkan

 Jovica Zhuo  |     25 Mar 2017, 12:17

"Nabila, yuk kita makan di kantin!" ajak Sherina, sahabat Nabila. "Ayo, Sher. Kita ke kantin!" jawab Nabila. Saat sedang makan di kantin, mereka pun berbincang-bincang. "Bil, nanti sore kamu bisa main ke rumahku tidak?" tanya Sherina. "Hmm... baiklah mungkin aku akan main ke rumahmu," jawab Nabila. "Janji, ya, Bil?" tanya Sherina. "Iya janji," jawab Nabila singkat.

Ketika sudah pulang sekolah, ibu Nabila menyambutnya dengan hangat, "Halo, sayang. Bagaimana harimu di sekolah?" tanya ibunya. "Semuanya baik-baik saja, Bu. Tidak ada masalah. Oh ya Bu, bolehkah aku bermain ke rumah Sherina nanti sore? Aku sudah berjanji padanya," tanya Nabila. "Nabila, hari ini ibu ada rapat penting di gereja, ibu harus menghadiri rapat itu. Kamu bilang saja ya sama Sherina dan meminta maaf karena sudah mengingkari janji. Kamu juga harus menjaga Nadya, adikmu di rumah," jelas ibunya panjang-lebar. "Hmm... ya sudah Bu, aku hanya takut Sherina akan marah karena aku sudah mengingkari janji," kata Nabila sedikit khawatir. "Nak, ibu yakin pasti Sherina mengerti mengapa kamu tidak bisa main ke rumahnya. Tenang, tidak perlu takut," kata ibunya. Nabila hanya mengangguk pelan dan masuk ke kamarnya.

Nabila terus memikirkan soal janjinya itu dengan Sherina, "Bagaimana, ya? Aku takut sekali Sherina akan marah karena aku ingkar janji," pikir Nabila dalam hati. Saat sore hari, Sherina pun mengetuk pintu rumah Nabila. Tok! Tok! Tok! "Nabila, main yuk ke rumahku!" ajak Sherina. Nabila pun membukakan pintu. "Hmm... maaf, Sher. Aku mendadak sekali tidak bisa main ke rumahmu. Ibuku ada rapat penting di gerejanya dan ibuku harus menghadiri rapat itu, aku juga harus menjaga adikku, Nadya. Maaf, ya, Sher. Aku sebenarnya tidak bermaksud untuk ingkar janji," jelas Nabila panjang-lebar. "Tapi kan kamu sudah janji, Bil. Kamu tidak bisa mengingkarinya," kata Sherina kecewa. "Maaf, Sher. Aku minta maaf. Aku sudah coba menjelaskannya. Maaf ya," kata Nabila sedikit sedih. "Ya sudah. Tidak apa-apa," kata Sherina.

Nabila pun menutup pintu rumahnya dan masuk untuk menjaga Nadya, adiknya. "Bagaimana ini? Sherina marah padaku," pikir Nabila. Saat ibunya sudah pulang dari gereja, Nabila menghampiri ibunya. "Ibu, tadi saat aku menjelaskan pada Sherina mengapa aku tidak bisa main ke rumahnya, Sherina sepertinya marah padaku, aku sudah ingkar janji," kata Nabila. "Ya sudah, Nak. Yang penting kamu sudah coba untuk menjelaskannya," kata ibu. Nabila hanya mengangguk pelan. Keesokan harinya saat di sekolah, Nabila menghampiri Sherina. "Hai, Sher. Maaf ya untuk kemarin. Apakah kamu masih marah padaku?" tanya Nabila. "Tidak kok," jawab Sherina singkat. "Sher, apakah kamu sudah memaafkanku?" tanya Nabila. "Tentu saja aku memaafkanmu karena kamu mau menjaga adikmu," kata Sherina sambil tersenyum. Mereka pun saling berpelukan dan berbaikan. Sore harinya, Nabila pun bermain di rumah Sherina. Mereka terlihat gembira saat bermain bersama.

Lihat Juga:

Serba-Serbi (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi