Dipersatukan Dalam Ekaristi, Diutus Untuk Berbagi

  7 Apr 2012, 21:19

Melalui Ekaristi kita diikutsertakan dalam karya penyelamatan Allah yang memulihkan segala sesuatu dalam sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus.

Dipersatukan Dalam Ekaristi, Diutus Untuk Berbagi

Ada imam yang berpendapat: yang penting iman, barulah urusan tatacara seremonial Ekaristi. Apabila tidak serius dengan Ekaristi termasuk liturgi tata perayaan Ekaristi yang merupakan sarana iman menyadarkan kembali misteri penebusan dan eksistensi Tuhan, maka kwalitas iman terancam.

Dipersatukan dalam Ekaristi, kita berkembang bila selalu memberitakan dan meneladan kasih Allah (bdk. Yes. 43: 21) dalam kemurahan hati, jawaban tantangan pribadi yang sesuai martabat manusia citra Allah. Seperti dijelaskan Mgr. Ignatius Suharyo: bagian pembuka tata perayaan ekaristi menyadarkan bahwa kita adalah bagian dari umat manusia yang terpecah karena dosa - perlu pertobatan. Ibadat Sabda memberi kesempatan penuh rahmat kepada kita yang berhimpun untuk membaca dan mengartikan keadaan hidup kita dalam Terang Sabda Allah bukan saja sekedar informasi melainkan juga kekuatan yang formatif dan transformatif. Melalui Ekaristi kita diikutsertakan dalam karya penyelamatan Allah yang memulihkan segala sesuatu dalam sengsara, wafat dan kebangkitan Kristus. Melalui communio (persatuan) kita dipersatukan kembali: yang bermusuhan didamaikan, yang terceraiberai dikumpulkan, yang terpisah dihimpun kembali.

Dipersatukan Dalam Ekaristi, Diutus Untuk Berbagi

Bagian terakhir: perutusan - kita diutus untuk berbagi kehidupan. Semangat dasar Paskah adalah mencintai hingga bersedia berbagi kehidupan yang dipercayakan Tuhan pada kita. Kerajaan Allah adalah manifestasi dan realisasi rencana Allah bagi keselamatan yang penuh. Gereja adalah sakramen yang universal bagi keselamatan karena selalu bersatu secara misterius dengan Yesus Kristus, Sang Penyelamat. Pengikut Yesus adalah orang yang senantiasa mengerjakan dan mengusahakan apa yang menurut Yesus harus dikerjakan, apapun konsekwensinya. Masa kini katanya tak ada yang dapat dikerjakan tanpa d u i t. Benar, karena itu sesuai komitmen janji baptis, bersama dan dalam Kristus kita mengerjakannya dengan Doa, Usaha (ingat zakeus, bartimeus dll.), Iman dan Taat. Saat napak tilas Yesus, bila ada derita spiritual ia akan lenyap, bila deritanya fisik, ia nenjadi beban ringan tertanggungkan.

Di Indonesia, orang kaya sekarang ini mampu investasi minimal US $1 juta, jumlah yang meningkat dari masa-masa lalu. Dan, masalahnya, jumlah rakyat dibawah garis kemiskinan meningkat lebih dari 30 juta menurut sinyalemen Credit Suise Indonesia. Dengan selalu mengikuti Ekaristi setiap hari/minggu, mengalirlah daya yang memberi kita kekuatan mengikuti ajakan Yesus menyangkal diri, memikul salib mengikuti Dia sehingga para pengikut-Nya bertahan dalam pelayanan meskipun tidak atau kurang dihargai, senantiasa terus memancarkan terang kehidupan menghadap tantangan apapun yang harus dihadapi.

Dalam puasa dan pantang Katolik yang relatif ringan sekalipun, Melania Imeng anggota DP MBK yang suara manisnya kerap terdengar di pelbagai media komunikasi seperti radio Cakrawala mengakui betapa saat pantang daging di hari pertama Masa Puasa iblis menggoda untuk makan daging yang enak lezat. Tetapi setidaknya titip intensi atau titip kolekte jauh lebih baik daripada yang sama sekali tak peduli atau acuh tak acuh. Mungkin penggemar "sale dan discount" perlu juga puasa rekreasi di mall agar dapat berbagi karena tidak membeli barang yang dipikir sedang akan mungkin dibutuhkan di masa mendatang padahal kita berdoa: ".....berilah kami rejeki hari ini (secukupnya bukan??). Para pecinta kemuliaan, citra diri, kekuasaan dan koruptor sering merasa tidak bermasalah dengan imannya, asalkan masih sempat memaksa diri ke gereja pada hari Minggu. Patut diingat setiap orang Katolik diutus setia menghadirkan Allah bagi sesama terutama korban rakyat tersalib. Ekaristi adalah perjamuan bersama pada meja yang satu, bukan makan sendiri dan pada satu meja pibadi, menerima "fee" dibawah meja, malahan tak segan segan membawa mejanya sekalian.

Seperti Yesus, kita perlu berintrosepksi apakah kita meninggalkan seseorang dalam keadaan yang sama seperti saat kita menemukannya? Kita tidak memuliakan Tuhan apabila kita belum berbagi, melakukan hal yang berarti bagi orang lain, membuatnya bersukacita, bersemangat baik, tabah menghadapi kenyataan hidup dan merasa hidupnya berarti untuk berkarya - injil kasih dan semua unsur yang terkait didalamnya. Di biara Maulbronn utara pegunungan Alpen, air yang amat dibutuhkan melalui batang bersambungan terus gemercik mengalir, dihargai dan disyukuri atau tidak. Betapa indah dan sederhananya bila hidup saya seperti ini, mampu memberi dan berbagi sepanjang hidup agar Yesus dapat menyapa dan dikenali sebagai Kasih.

Ansano Widagdyo - Ratu Damai 4

Lihat Juga:

APP (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi