Tema IV BKS 2017 - Kabar Gembira Berhadapan dengan Hedonisme (Yak 3:14 4:3)

 Leo Hendrata - Sie KKS  |     25 Sep 2017, 03:23

Hedonisme secara etimologi berasal dari kata tunggal bahasa Yunani yaitu hēdonē yang dapat diartikan nikmat atau kenikmatan. Bukanlah pandangan hidup yang salah apabila seseorang mencari kenikmatan atau kesenangan untuk memperoleh kenyamanan hidup. Pemahaman positif semacam ini juga ditulis oleh Pengkhotbah: "Tak ada yang lebih baik bagi manusia daripada makan dan minum dan bersenang-bersenang dalam jerih payahnya. Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah" (Pkh 2:24). Walaupun demikian tidak semua kesenangan atau kenikmatan yang berlebihan diperoleh dengan baik secara moral dan sesuai dengan kehendak Allah. Sebenarnya paham hidup ini, hedonisme, sudah ada sejak kekaisaran Romawi menguasai Eropa dan Afrika beberapa abad sebelum kelahiran Yesus. Hedonisme merupakan perilaku yang tidak bermoral karena menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Penganut paham hedonisme ini, yang hanya mencari kesenangan dan kenikmatan jasmani belaka untuk memenuhi hawa nafsunya tanpa batas, mudah sekali terjebak untuk melakukan perbuatan yang negatif dan tidak etis. Penganut hedonisme ini sadar atau tidak sadar juga akan berperilaku materialistis dan individualistis tanpa mempedulikan sesama dan lingkungan. Dapat disaksikan dimana-mana, perilaku hedonisme ini telah menyeret banyak orang untuk berbuat korupsi, melakukan perbuatan-perbuatan melawan hukum, seperti misalnya pengedar narkoba, membuka lahan perkebunan secara besar-besaran dengan membakar hutan, dsb.

Tema IV BKS 2017 - Kabar Gembira Berhadapan dengan Hedonisme (Yak 3:14 4:3)

Dalam Bulan Kitab Suci 2017 ini, Keuskupan Agung Jakarta mengajak kita untuk menimba inspirasi dari Surat Yakobus 3:14 - 4:3 untuk hidup kristianidalam menghadapi paham hedonisme yang sudah menyusupi gaya hidup modern sekarang ini secara luas. Pertama, Yakobus menampilkan dua bentuk hikmat, yaitu hikmat dari bawah dan hikmat dari atas untuk melukiskan dua gaya hidup. Hikmat yang datang dari bawah, dari dunia, dari nafsu manusia dan setan-setan yang menimbulkan iri hati, mementingkan diri, memegahkan diri dan berdusta. Dampaknya adalah kekacauan dan segala perbuatan jahat (Yak 3:14-16). Sedangkan hikmat yang datang dari atas akan memberikan damai, lembut, penurut, penuh belaskasih, tidak memihak dan tidak munafik. Dampaknya adalah orang akan bertindak secara bijak sesuai dengan kehendak Allah dn berelasi baik dengan Allah dan sesama (Yak 3:17-18). Kedua, Yakobus memandang sikap dan tindakan yang digerakkan oleh hēdonē - kesenangan diri, kenikmatan hidup dan hawa nafsu - sebagai akar dari segala bentuk sengketa, pertengkaran dan pembunuhan (Yak 4:1-2) dan tidak diperoleh ketenangan dan kedamaian dalam hidup. Dengan demikian hubungan baik dengan Allah, sesama dan lingkungan menjadi rusak. Ketiga, kesenangan diri, kenikmatan hidup dan hawa nafsu untuk memperoleh kekayaan dan kekuasaan menjadi ancaman serius bagi terwujudnya kemanusiaan yang semakin adil dan beradab, karena setiap orang berjuang untuk mendapatkannya. Kehidupan menjadi ajang persaingan yang ketat dan saling mematikan dengan perbuatan-perbuatan jahat (Yak 4:2). Keempat, hikmat yang datang dari atas itu tidak diperoleh atas usaha manusia tetapi anugerah Allah karena Dialah satu-satunya sumber hikmat. Untuk itu kita diajak memohon kepada Allah melalui doa, dengan iman dan motivasi sesuai dengan kehendak-Nya (Yak 4:2-3).

Akhirnya, kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita peroleh dan miliki sekarang, karena semua yang kita peroleh adalah anugerah Allah. Dengan bersyukur kita akan semakin memperoleh kesenangan, kebahagiaan dan kedamaian. Tanpa perasaan syukur kita akan terus menerus dipacu untuk mengejar kesenangan, kedamaian dan hawa nafsu sehingga kita tidak akan memperoleh kedamaian dalam hidup dan tidak bisa menciptakan lingkungan hidup yang semakin manusiawi, adil dan beradab.

Lihat Juga:

BKSN (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi