Pancasila

  2 Jun 2013, 16:23

Memperingati hari lahirnya Pancasila tanggal 1 Juni, coba kita merenung sebentar. Indonesia ini sudah dika­runiai tanah yang kaya sumber mineral, hasil bumi/hutan, dan kekayaan lautan. Ditambah oleh bapak bangsa Soekarno dkk, kita diwarisi ideologi Pancasila untuk menga-tur kehidupan berbangsa dan bernegara. Seandainya para elit yang diserahi tanggung­jawab sebagai penguasa tidak korupsi. Dan Pancasila menjadi roh kehidupan rakyatnya, pasti Indonesia sudah menjadi Negara kuat dan boleh jadi Negara Adi Daya. Penulis ingat benar tulisan Christianto Wibisono, direktur Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI)di harian Sinar Harapan tahun 1984. Bahwa "uang panas" Indonesia yang ngendon di Singapura sudah U$ 44 milyar atau setengah dari jum­lah utang luar negeri RI. Belum yang tersim­pan di bank-bank lain seperti di Swiss.

Setelah 68 tahun merdeka apa yang kita peroleh? Kita tidak usah menyoroti hal yang terlalu luas. Cukup dalam kehidupan berma­syarakat, bernegara dan berbangsa, karena kaitannya erat dengan Pancasila, di mana warisan luhur ini tetap menjadi impian dan bukan sekedar percakapan yang berhenti di tenggorokan saja. Contohnya, supaya kita tidak lupa, yaitu ketika sidang umum HAM PBB Mei 2012, sidang antara lain mengecam Indonesia yang dicap sebagai Negara yang membiarkan intoleransi terus berlangsung di negara ini. Negara ini terus membiar­kan kaum minoritas tanpa perlindungan dari intimidasi mayoritas. Kaum minoritas Indonesia sudah dalam tingkatan korban persekusi dari mereka "preman berjabatan".

Bhineka Tunggal Ika warisan luhur dari bapak-bapak bangsa untuk mewujudkan kehidupan yang bersatu, damai, harmonis di tengah kohesi masyarakat yang majemuk. Termasuk agama/keyakinan, di mana seha­rusnya dalam beragama ditunjukkan sikap toleran. Bahwa Kebhinekaan itu bukan kodrat sekali dan berlaku selamanya. Kebhinekaan adalah konstruksi dan produk sejarah bril­lian yang dihasilkan para founding fathers. Ini wajah kita yang harus dipelihara terus, menerus. Ini modal sosial untuk kemajuan bangsa. Modal dan semua warisan luhur itukini kita porak-porandakan sendiri. (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi