Gangnam

  2 Nov 2012, 21:40

Liburan panjang pekan lalu kota Bandung dibanjiri turis Jakarta dan semua obyek wisata, outlet maupun tempat kuliner penuh sesak oleh pendatang dari Jakarta. Hal tersebut ditandai dengan berjubelnya tempat parkir mobil bernomor plat "B". Ini pemandangan biasa setiap long weekend di kota kembang itu. Di salah satu outlet terkenal, penulis ikut menikmati suasana dengan berbagai atraksi pertunjukan, antara lain pada puncak-nya ketika irama musik keras menghentak. Beberapa remaja tampil ke panggung memperagakan Gangnam style yang kini begitu popular. Tanpa komando serentak yang hadir mengikuti irama dan gerak tari, dari anak-anak sampai orang tua. Semua gembira, semua tertawa, semua menari sampai bayi-bayipun diangkat orang tuanya dan tertawa terkekeh-kekeh, semua happy!

Disertai napas ngos ngosan penulis berpikir. Ini luar biasa! Sejenak kita melupakan segala persoalan kesulitan hidup, tanpa kita harus menggugat Gangnam ini budaya apa? Budaya kafir? ha,ha,ha.... Menurut pakar inilah adalah sebuah proses hibridiasi atau proses budaya membentuk peradaban baru. Intereaksi dan saling bersilangnya budaya membangun beberapa kesesuaian, ini menjadi rumusan dasar hubungan internasional modern di abad ke 21 ini. Sungguh hasil inovasi yang cemerlang dari seorang penyanyi Korea Park Jae-sang atau PSJ nama Popnya.

Semua ini dibawa oleh peran kemajuan teknologi di mana gelombang budaya Pop Korea ini dibawa oleh sebuah musik melalui media massa. Orang Korea menyebut hallyu,abad teknologi telekomunikasi informasi. Akibatnya lebih dari 530 juta penduduk dunia hampir biasa menguasai gerak tari ini. Buktinya? Salah satunya yang penulis lihat fenomena di oulet di Bandung itu. Dari anak, remaja, terlebih ibu-ibu sangat fasih dan melakukan secara serentak. Tanpa komando tanpa latihan. Dan mengapa tarian kita sendiri seperti Poco Poco atau Sajojo tak mampu mendunia? Karena kita ketinggalan dalam soal teknologi tadi.

Dus, berintereaksi sosial dengan mengikuti perkembangan zaman, adalah tuntutan dari Konsili Vatikan II agar "jendela' Gereja selalu terbuka dan selalu ada angin segar masuk. Jangan pengab! (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi