Gereja Memandang Dunia

  4 Feb 2011, 13:13

Judul di atas berasal dari pesan Romo kepala paroki, Heribertus Supriyadi O.Carm, kepada awak WM yang mengadakan Raker di ruang WM hari Minggu (30/1/). Artinya menggereja itu tidak steril dan harus memandang keluar, dunia, sehingga Gereja mampu mengikuti zaman dan sekaligus berpartisipasi. Kalau Gereja itu bicara duniawi berarti itu pengembangan kehidupan kerohanian. Bicara kerohanian tanpa memandang dunia yang duniawi, seolah kita ini sebagai malaikat di surga. Maka awak redaksi WM tidak perlu khawatir berbicara duniawi (seperti yang sudah tercermin dalam isi WM selama ini) karena mereka sudah tahu dan ada rambu-rambunya. Sketsa masyarakat khususnya umat, ya, tercermin dalam gerak serta langkah WM. Kalau ada yang puas tak puas itu wajar.

Romo mengemukakan pesan itu setelah mendengar diskusi antar awak WM, antara lain ungkapan Ign.Sunito, seandainya ia diserahi tugas mengelola media seperti WM dengan cara yang ini harus profesional (di bisniskan) ia menyatakan tidak sanggup. WM ini mempunyai pangsa pasar (pembaca) yang melebar, artinya pembacanya dari anak-anak, remaja, dewasa, matang, Adi Yuswa, dengan latar belakang pendidikan yang melebar pula. Ibaratnya dari hanya sekedar bisa baca sampai cerdik cendekia, kaum well informed dan sebagainya. Misalnya surat kabar KOMPAS, pembacanya adalah kaum yang berpengetahuan, Tabloid OR BOLA untuk kaum remaja, dan sebagainya. Pangsa pasarnya jelas targetnya. Ini memudahkan mengisi atau membawa produknya ke dalam pangsa pasar itu. Khusus WM ini, ya, modalnya adalah semangat pelayanan. Militansi, kata Felly, Pemimpin Redaksi WM.

Maka tema Raker WM ini menurut pemrednya, FX Felly, adalah Mo Limo, 5 M, maaf... bukan arti negatif seperti maling, madon, minum, main, madat (mencuri, main perempuan, menenggak minuman keras, berjudi, dan narkoba). Tetapi Mudah, Mandiri, Militan, Menikmati, Memuaskan. Mudah diharapkan semua umat bisa mengelola WM jika ada pergantian awak, Mandiri ya, seperti WM sekarang ini hampir semua penulisnya umat MBK sendiri. Kemudian Militan, semangat dalam pelayanan seperti ada perasaan bahwa kita (awak WM) merasa berdosa kalau WM sampai tidak terbit. Menikmati adalah karya WM bisa dinikmati oleh semua lapisan khususnya umat MBK. Akhirnya Memuaskan, minimal WM ini bisa menjawab kebutuhan umat, sekalipun dari awak WM sendiri belum merasa puas. Persis seperti kata Romo Heri, kotbah pastorpun juga tak memuaskan umat maupun dirinya, mengingat pendengarnya juga sangat lebar.

Lha, tak salah lagi WM ini seperti jamu Tolak Angin, seperti slogan iklannya "Diminum dari tukang becak sampai professor" hidup Mo Limo!

(Ed)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi