Empati

  7 Jan 2011, 18:09

Meski sudah terlibat dalam karya pelayanan WM lebih dari 13 tahun berturut-turut, namun setiap edisi khusus Natal atau Paskah selesai terbitannya selalu ditunggu umat MBK. Di samping ada kebanggaan tersendiri, juga ada rasa haru mengingat pengerjaan serta penyelesaiannya. Seperti tema Natal 2010 "Terang Akan Datang". Karena memang dikerjakan di tengah "gelap" alias lembur tengah malam hingga pagi hari, dan paginya langsung berangkat kerja dari MW ke kantor masing-masing. Semuanya berada di tangan-tangan terampil anak-anak muda.

Dua kali edisi khusus WM 2010, Paskah dan Natal mengalami hambatan. Natal 2010 WM terkirim terlambat dari percetakan sehingga pada misa Natal pertama, umat belum mendapatkan WM. Misa keduanya, seluruh redaksi WM mpot-mpotan karena baru terkirim dari percetakan sejumlah 500 eks saja. Sehingga panitia Natal semula tidak bersedia mendistribusikan, dengan alasan bisa kena marah umat yang tidak kebagian. Puji Tuhan menjelang misa selesai datang lagi 1000 eks. Total 1500 dari 5000 eks order cetak. Terdengar suara di luar WM "ini gara-gara cari percetakan yang ongkosnya murah" dan sebagainya, dan sebagainya. Semua keluhan itu oleh redaksi WM ditelan saja. Memang, redaksi WM harus menyesuaikan diri dengan kebijakan efisiensi Gereja MBK, di mana semua "proyek" harus melalui tender. Puji Tuhan akhirnya semua teratasi.

Lain dengan edisi Paska 2010, semua edisi khusus WM sudah siap tinggal dibagi kepada umat. Misa malam Paskah pertama datang 3000 umat, hanya keluar 500 eks sehingga Panitia Paskah dari Wilayah I ketiban pulung, dikira terlalu pelit untuk membagi. Ya, sudahlah! Semua itu kita jadikan pengalaman mendatang. Namun mereka yang tidak memahami selalu melontarkan komentar sama. Efisiensi itu batasnya apa sih? Silahkan cari sendiri.

Sekali lagi ini hanya cetusan rasa empati terhadap anak-anak muda yang berdedikasi menerbitkan WM secara terus menerus. Karya pelayanan memang tidak perlu pujian? Itu benar! Terima kasih dengan SMS-SMS yang kami terima yang semuanya menyemangati karya kami. Manusia itu Homo Emphaticus, makhluk berempati, dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Kita juga dapat mengukur setiap tindakan yang boleh-tak boleh kita lakukan terhadap orang lain. Karena kita ikut merasakan konsekuensi yang akan kita timbulkan. Dari sini toleransi menemukan akarnya.

Tahun 2011 baru berjalan 9 hari, dan hari masih panjang, terutama untuk berbuat kebaikan. Bukankah 2012 kiamat sudah menanti he, he, he...

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi