Krisis

  9 Dec 2012, 16:59

Sejak pekan lalu terlihat antrian mobil untuk mengisi BBM di berbagai tempat di SPBU di Jakarta. Premium di berbagai SPBU habis. Ini pemandangan Jakarta, belum lagi di berbagai daerah yang terlihat melalui siaran TV, lebih parah. Bahkan ada yang berebut hingga berantem. Sebabnya, kata para penguasa BBM negeri ini, adalah jatah BBM subsidi sudah melebihi kuota dan harus dibatasi. Ini berita terbaru dari perkembangan negeri kita yang tercinta. Makin hari kok, nggak ada berita bagusnya, bahkan semakin miris dan mengkhawatirkan.

Ketika penulis ngrumpi dengan teman-teman seangkatan (Angkatan 45) di mana saja, mereka mempunyai pandangan sama. Perjalanan hidup, sekarang ini benar-benar berada di titik nadir. Berbagai julukan sudah terlontar dari "Negara auto pilot" sampai "negerinya Buto Cakil" dst. Sekarang ini, banyak orang yang diserahi tanggungjawab untuk membawa Negara ini kearah kesejah-teraan bersama justru berpikir dan bertindak untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya. Tidak terlihat budaya unggul yang menekankan solidaritas, sikap saling menghormati, dan berorientasi pada perjuangan bersama. Begitu keterlaluannya untuk melukiskan kondisi amburadul ini, kita kutipkan tulisan Budayawan Emha Ainun Najib. "Berani merundingkan rencana korupsi selagi air wudhu belum kering. Bahkan sudah bagi-bagi fee, 10 % untuk si A, 10 % untuk si B. Selanjutnya kita rincikan dalam acara di...(bdk. Kompas 17/11/012). Istilah "apel Malang/apel Washington untuk uang, Kyai untuk anggota DPR, pesantren untuk partai, pengajian untuk tempat/hotel. Istilah yang agamis digunakan untuk kode korupsi.

Dalam iklim seperti ini, kita harus membangkitkan semangat optimis. Budaya bangsa ternyata tidak dibangun atas dasar ide besar yang cemerlang dan mulia, melainkan oleh pergumulan keduanya. Sayangnya kadang harus melalui berbagai tragedi yang mengiris hati. Demikian juga dengan Gereja Katolik yang juga dalam perkembangannya juga mengalami seperti itu. Namun Tuhan selalu mengirim umatnya untuk memperbaiki keadaan. Semoga negeri kita juga demikian. Dan syaratnya harus ada kemauan dari umat itu sendiri. (ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi