Nalar

  9 Jun 2011, 18:53

Di tengah ramainya memperingati Hari Lahirnya Pancasila dan semua orang sibuk berbicara tentang roh Pancasila. Nun di sana di Palembang terjadi demo menolak pembangunan RS Siloam dengan alasan RS berbau Kristen. Pendemo siapa lagi kalau bukan dari yang selama ini kita kenal. Bagi kelompok itu, Pancasila bukan urusan gue, pokoknya kalau dirasakan (perasaannya sendiri) ada "bau" Amerika, Kristen, Yahudi, no way. Maka, bagi kita yang berpikiran waras, terutama yang mengenyam pendidikan cukup, bukankah nalar atau akal sehat bisa membentuk kemanusiaan yang beradab. Rumah Sakit hanya salah satu contoh keberadaban itu. Siapapun yang mendirikan pasti fungsi utama RS adalah kemanusiaan.

Lalu, kita ingat sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan YME. Lho, kok, sekarang menjadi Keagamaan YME seperti kutipan Daoed Joesoef "keesaan" ukurannya adalah jumlah penganut agama. Dan lebih heran lagi penguasa selama ini membiarkan saja bentuk-bentuk kelakuan yang mengklaim dirinya sebagai aspirasi mayoritas? Otonomi daerah malah menghasilkan perda-perda diskriminatif dan malahan inskontitusional yang cenderung melanggar HAM. Semangat untuk menzolimi sesama selalu berlindung diri kepada keadilan yang tidak merata alias kemiskinan. Sementara untuk memerangi kemiskinan itu tidak menggunakan nalar, tetapi malah mencari kambing hitam. Sasaran paling empuk, ya, kaum minoritas.

Penggunaan nalar dalam konteks penegakan iman paling efektif untuk menuju kemanusiaan yang beradab. Contoh, Taiwan yang falsafah Bapak Bangsanya, Soen Yat Sen dengan nasionalisme, demokrasi, sosialisme yang diambil oleh Bung Karno yang dilengkapi Ketuhanan YME serta keadilan sosial. Tanpa embel-embel agama ikut campur terlebih-lebih Kristen secara fanatik (Doktor Soen seorang Kristen), dengan nalar dari berbagai pengetahuan, Taiwan kini menjadi raksasa dunia di bidang ekonomi.

Lha, kita kembali kepada diri kita sendiri. Mari kita tertawakan diri kita sendiri melalui humor parodi. Dan humor terimalah dengan nalar. Ya, nalar humor agar kita bisa tertawa lepas. Tertawa itu sehat dan jangan dihubungkan dengan keimanan, apalagi dengan dogma keagamaan? Juga dengan konotasi macam-macam, cape deh!

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi