Olah Raga

  24 Nov 2011, 17:18

Sudah sepekan penuh pesta olahraga Asia Tenggara XXVI berlangsung dan kita menyaksikan kehebatan atlet-atlet kita bertanding. Berbagai mosaik perjuangan atlet kita saksikan dan kita baca melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Olahraga sebagai tontonan, hiburan semakin terkenal sejak zaman Romawi kuno, ketika kaisar-kaisar Romawi membahagiakan rakyatnya, "Rakyat tidak cukup disediakan roti tetapi juga tontonan". Meski waktu itu, tontonan maut berupa atraksi tarung gladiator, kemudian menuju era Yunani, dengan Olimpiadenya.

Dalam hidup, kita semakin yakin bahwa yang membuat kita semakin kreatif adalah olahraga dan seni. Olahraga melatih jiwa sportivitas terutama dalam perilaku. Soal menang atau kalah, ya biasa saja semua bisa dilihat secara rasional. Seni membuat orang menjadi peka, melatih akal dan budi serta rasa. Kalau dilihat semua bidang kehidupan itu akan tertib, aman, sentosa dan sejahtera kalau semua tahu "seni"nya dalam menjalankan segala roda kehidupan. Apalagi kalau jiwa sportivitas merasuk ke dalam jiwa seni.

Penulis ingat, ketika menjadi pengasuh sebuah media OR di tahun 1984. Trend jurnalistik OR begitu cepat ditangkap oleh para santri. Maka berbondong-bondonglah para santri dari Pondok Gontor, Tebu Ireng, dan lain-lain dari Jawa Timur menjadi pelopor berguru ke BOLA. Kemudian disusul oleh yang lainnya yang penulis tidak ingat lagi nama pesantrenya. Kini di 2011, seni yang lagi ngetrend, Stand Up Comedy, humor monolog ditangkap oleh Perguruan Tinggi Islam dijadikan seminar. Maksudnya agar dakwah agama Islam bisa menjadi cair, karena disesuaikan dengan zamannya.

Ini yang penulis kagumi sampai sekarang pada generasi muda Islam dalam usaha menangkap trend. Selalu one step go ahead ketika menjawab paradoks antara yang moderat dan fundamentalis. Dua contoh antara olahraga dan seni itu sudah menunjukkan bagaimana antara sikap dan kreatifitas terwujud. Maka tak heran kini para intelektual Muslim termasuk para Dai-Dai mudanya makin bertambah banyak di sekeliling kita. Mereka langsung berkiprah secara nasional di segala bidang.

Kita bagaimana? Jangan sampai terjebak menjadi "Orang Farisi" hanya berani berkaok, tetapi tidak berbuat apa-apa?

(ED)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi