Renungan Masa APP Subtema Pertama: SIAPAKAH SESAMAKU? (Lukas 10:25-37)

  26 Aug 2010, 18:25

Belumlama ini, paroki kita membentuk seksi yang memberikan layanan kematian. Setiap kepala keluarga diajak untuk terlibat dengan cara bergabung dan ikut menyetor iuran. Jumlah setorannya Rp.5.000,-/bulan. Umat yang mau terlibat akan mendapatkan pelayanan kematian dengan fasilitas-fasilitas yang cukup memadai.

Ajakanitu tak sepenuhnya ditanggapi positif.Adajuga penolakan, karena sejumlah umat merasa tidak memerlukan atau fasilitas yang disediakan tidak sesuai dengan keinginan. Inilah sharing dari seorang ketua lingkungan. Padahal, dari program tersebut, diharapkan ada kebersamaan antara yang mampu dan yang tidak mampu dalam bentuk subsidi silang.

Apakaitan realitas di atas dengan tema pertemuan kali ini?

Dalambacaan, diceritakan seorang ahli Taurat mencobai Yesus dengan pertanyaan: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"(ay 25). Tampakjelas, yang menjadi pertanyaannya adalah memperoleh hidup kekal. Yesusmemberi jalan seperti yang tertulis dalam hukum Taurat, yang diharapkan mudah untuk dipahami.

Sang ahli Taurat dapat menjawab dengan baik (ay. 27).Yesus pun membenarkannya, kemudian meminta untuk berbuat demikian (ay 28). Namun untuk membenarkan dirinya, ahli Taurat itu bertanya kepada Yesus: siapakah sesamaku manusia? (ay 29).

Yesusmenceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang yang jatuh ke tangan penyamun.Ia bukan saja dirampok habis-habisan tetapi juga menderita karena dipukuli dan ditinggalkan (ay 30). Kemudian diceritakan seorang imam (orang dengan jabatan yang penting peranannya, yaitu mempersembahkan korban, mengadakan doa syafaat dan memberi berkat) yang melihat orang itu, tetapi melewatinya dari seberang jalan (ay 31).

Demikianjuga seorang Lewi (orang/suku yang mempunyai tugas khusus dalam menyelenggarakan ibadah di bait Suci), ia pun melihat namun juga melewatinya dari seberang jalan (ay 32). Kemudian lewatlah juga orang Samaria (orang yang dibenci oleh orang Yahudi karena perbedaan agama dan ke-biasaan), dan ketika ia melihat orang itu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan (ay 33). Ia lantas membawa dan merawat si korban, bahkan memberikan dua dinar untuk keperluan pe-ngobatan (ay 34-35).

SelanjutnyaYesus bertanya kepada ahli Taurat itu: siapa-kah yang menjadi sesamanya? AhliTaurat itu menjawab, "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya."Kata Yesus kepadanya, "Pergilah, dan perbuatlah demikian,"(ay 36-37).

BacaanKitab Suci tersebut menjadi inspirasi bagi kita; jika ingin menjadi sesama, kita diajak untuk: peka terhadap situasi yang terjadi di sekitar kita, serta bertindak/melakukan sesuatu yang diperlukan. Orang yang mampu secara ekonomi mungkin tidak memerlukan fasilitas yang disediakan paroki, sehingga enggan untuk terlibat; namun bagi yang tidak mampu, fasilitas itu menjadi sangat berguna. Memikirkan kebutuhan orang lain adalah satu cara untuk menjadi sesama. Sekarang, maukah kita menjadi sesama bagi orang lain?

(Lucky J.E. Jacob)

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi