Kebenaran

  1 Jul 2014, 23:39

Akhir-akhir ini penulis banyak bertemu dengan rekan seprofesi yang sudah pensiun, gembira dan bangga bahwa " old journalist never die" masih menjadi jiwa kami. Yaitu jati diri seorang wartawan itu harus berpihak kepada kebenaran dan keadilan, dan bertanggungjawabnya kepada masyarakat (pembaca). Dan kebenaran yang diperjuangkan oleh para korban penculikan penguasa Orba mulai terungkap, dan siapa dalangnya pun sudah terbuka. Apalagi ada bekas aparat yang mengakui tahu dan kemana mereka yang hilang itu. Tapi untuk mengungkapnya secara terbuka masih membentur "tembok " kekuasaan. Lain dengan misalnya di Argentina.

Di sana para ibu-ibu yang anak, saudara, menantu, kerabat yang hilang semasa pemerintahan diktator militer 1978-1983, mencapai kebenaran dan keadilan dan berhasil menuntut para pelakunya ke pengadilan. Adalah gerakan " The Madres of The Plaza de Mayo" melaksanakan aksi diam di Plaza de Mayo di depan Casa Rosada Istana presiden, di Buenos Aires. Membawa poster dan tuntutan " Di mana anak/saudara kami". Berkat pergantian pemerintahan di bawah Presiden Kirschner, tuntutan itu terkabul. Di Jakarta juga ada aksi "Kamisan" di depan Istana Merdeka oleh para keluarga korban orang hilang yang sudah hampir 10 tahun lebih. Hasilnya? Semua aparat pejabat tutup mata/kuping.

Kebenaran itu cepat atau lambat akan muncul. Kebenaran hanya patuh kepada nilai, moral, logika, dan unsur pendukung yang realistis dan fakta yang obyektif. Kebenaran selalu menjerit dan meronta setiap ditekan oleh kepentingan yang mengingkari dirinya. Baik melalui hukum yang seolah adil tetapi sesat maupun rekayasa atas perkara dan data serta fakta. Juga kebenaran pun selalu meneruskan jalannya sendiri untuk membuktikan konsistensinya yang sejati.

Jadi di iklim kampanye capres/cawapres 2014 ini berbagai fatwa kebenaran berseliweran. Namun kebenaran sejati pasti akan muncul. (ED)

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Editorial (WM) Lainnya...