Lupa

  24 Nov 2013, 02:01

Wakil Gubernur DKI Jaya, Ahok, berjanji akan memberi nama terminal Grogol setelah direnovasi akan diberi nama "Terminal Reformasi". Demikian juga fasilitas pemda lainnya di wilayah itu juga akan diberi nama sekitar "Reformasi". Ini untuk mengenang peristiwa Tragedi Trisakti 1998 yang menelan korban mahasiswa, dan November adalah bulan baik untuk mengenang jasa-jasa pahlawan Reformasi. Menurut Ahok, bangsa kita ini gampang terserang penyakit lupa. Apalagi kalau mengenang maupun memberi apresiasi terhadap sebuah perjuangan, apapun perjuangan itu yang tujuannya membawa bangsa dan negara ini untuk menjadi lebih baik.

Benar apa yang dikatakan Ahok, jangankan hanya Reformasi, jasa para pendiri bangsapun selain untuk dilupakan juga kalau bisa dihapus.? Berjuang "melawan lupa" memang sementara ini gigih terus diusahakan oleh mereka-mereka yang menjadi korban. Contoh nyata "Aksi Kamisan" setiap hari Kamis di depan Istana Merdeka oleh para anggota korban yang hilang/terbunuh ketika menjelang Reformasi. Dan kini diikuti oleh kelompok lain korban Orba dll. Aksi Kamisan ini diinpirasi oleh gerakan Plasa de Mayo di Argentina, oleh para ibu-ibu yang anaknya dihilangkan oleh diktator militer. Aksi itu berhasil dan para pelakunya bisa ditangkap dan diadili berkat dukungan internasional dan pemerintah Argentina yang sudah berganti rezim. Gerakan "melawan lupa" ini juga diwujudkan dalam film-film dokumenter.

Gereja Katolik sendiri pun juga mengalami reformasi dalam sejarahnya. Dan sekarang ini periode Paus Fransiscus adalah era "reformasi" intern dan dimulai ketika Paskah tahun ini, Paus membasuh kaki para napi diantaranya perempuan. Kita boleh lupa, tetapi jangan melupakan kemanusiaan kita.

(ED)

Lihat Juga:

• Warta Minggu Digital (PDF)

Editorial (WM) Lainnya...