Wawasan

  31 May 2014, 16:40

Akhir-akhir ini penulis menjadi gairah berwilayah ria di wilayah Gereja St. Matheus, Bintaro karena mendapat ketua wilayah yang peduli menambah wawasan umat. Yaitu mengajak umat berdiskusi tentang masalah aktual sosial, politik, ekonomi,kemanusiaan, dengan nara sumber umat wilayah sendiri. Kebetulan di sana ibaratnya komplit, umat terdiri dari PRT, budayawan, pakar komunikasi politik, wartawan, eks diplomat, pengusaha, dokter,pilot, PNS, guru dll.Tentu juga tidak meninggalkan roh keimanan Kristiani. Pertemuan diadakan sebulan sekali bergantian tempat dan kebetulan topik aktual sekarang ini adalah masalah Pilpres 2014.

Wawasan

Salah satu kesimpulan menarik dalam diskusi itu adalah ajakan salah satu capres untuk melakukan Revolusi Mental, yang biasa oleh mereka yang kontra ditertawakan dan dianggap kuno? Biasa orang-orang kita sulit untuk menghargai prestasi, reputasi orang lain rumongso bisa,ora biso rumongso merasa bisa tetapi tidak bisa merasa (dikira gampang saja). Telaah Revolusi Mental itu mengambil posisi tegas, tidak menawarkan kekerasan otoritatif. Menawarkan kelembutan, kesadaran diri untuk merubah gaya hidup. Memang tidak sekali tonjok tetapi butuh waktu dan perjuangan bersama. Berkesinambungan dan mengutamakan kerjasama, bukan transaksional jual beli kekuasaan. Perlu perubahan kultural.

Di lain pihak ada capres yang bergaya bak jawara yang akan maju ke medan perang, nembak sana-sini dengan peluru puisi puisi murahan. Selalu tampil dengan citra sosok gagah, unggul, siap mencabut pedang untuk menang dalam perang. Ditambah mitra koalisinya, yang mengutamakan bahwa koalisi tanpa bagi-bagi kekuasaan itu bullshit! Maka memasuki era kekuasaan yang dibutuhkan bukan Revolusi Mental tetapi kesiapan untuk merebut kemenangan. Pendek kata semuanya serba keras, tegas, dan harus menunjukkan kewibawaan.

Lalu, kita renungkan situasi ini dengan roh keimanan kita,yaitu yang mengutamakan Kasih, di mana saja kita dianjurkan untuk membawa kedamaian, kerukunan, saling menghormati. Memang jati diri keagamaan tidak bisa dipaksakan sebagai simbol. Ini hanya tulisan untuk memperkaya wawasan. (ED )

Lihat Juga:

Editorial (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi