Agoes Bekti: Saya Hampir Mati

 bnj  |     20 Nov 2016, 07:48

Nyaris tidak percaya saat David Agoes Bekti Handoko, mengatakan kalimat tersebut. Saat itu, Agoes tiba-tiba buang-buang air besar terus menerus tanpa henti dari pukul 05.00 WIB hingga 08.00 WIB. "Lebih dari 60 kali. Saya benar-benar kehabisan cairan, akhirnya masuk ICU. Kalau terlambat sedikit saja, saya pasti lewat," begitu cerita Agoes yang dibenarkan Valentina, isterinya, Sabtu, 6 November, lalu.

Agoes Bekti: Saya Hampir Mati

Inilah salah satu alasan pria jangkung kelahiran Purwokerto, 5 Mei 1952 ini total ingin melayani sesuai kesenangannya. Bersih-bersih. "Kalau ada kerja bakti, saya paling rajin. Sampai-sampai saya dimarahi isteri karena ikut masuk got membersihkan kotoran dan sampah," ujar Agoes.

Didapuk sebagai anggota Dewan Paroki Harian (DPH) Gereja Maria Bunda Karmel (MBK), periode 2015-2018, yang menangani bidang sarana dan prasarana Gereja, Aula dan Editstein memang pas dengan kesenangan Agoes. Bicara soal sarana dan prasarana memang keahlian Agoes. "Wis pokoke bagian resik-resik lah," kata Agoes dengan logat Purwokertonya yang kental.

Sarana dan prasarana yang harus ditangani Agoes memang cukup banyak. Di gereja sendiri, umat sudah mulai merasakan nyaman, karena Air Conditioner Daikin yang sudah baru. Bahkan, sisi keamanan pun diperhatikan, untuk menjaga jangan sampai timbul kebakaran, gereja dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran.

"Gereja mendapat sumbangan alat pemadam kebakaran Yamato delapan unit. Pemilik perusahaan menyumbangkan alat ini, sebagai ungkapan syukur karena pernah dilayani oleh Romo Na Peng Bo," kata Agoes.

Bahkan, sejak melayani sebagai Ketua Lingkungan Ratu Damai 6, hingga melayani sebagai Koordinator Wilayah VI, sarana dan prasarana selalu menjadi sentuhan utamanya. "Saya itu tukang buang duwit. Bukan penghasil uang. Lhaa, memperbaiki kerusakan dan bersih-bersih itu kan menghabiskan uang tho," kata Agoes sambil tertawa.

Jika saat ini umat sudah merasakan nyaman, itu salah satunya halaman gereja tidak bergelombang lagi. Paving blok yang bergelombang sudah diperbaiki, sehingga tidak menimbulkan cipratan air apabila diinjak. Sampah yang menyumbat saluran air di got dan saluran air di Gereja juga rutin dibersihkan.

Bahkan, beberapa waktu yang lalu septic tank sempat mampet, dan menimbulkan masalah lumayan serius akibat bau yang tidak sedap. "Septic tank mampet lumayan berat. Karena tempat limbah air kotor, akibatnya menimbulkan bau yang mengganggu umat. Namun, puji Tuhan semua bisa diatasi. Hampir sekitar 16 truk, baru bersih semua," kata Agoes.

Ke depan, terutama untuk program karya sarana dan prasarana 2017, Agoes berharap adanya kolaborasi yang makin baik antara keamanan, kebersihan dan Lingkungan Hidup. "Untuk menciptakan suasana yang nyaman, bersih, sehat, dan aman, sehingga umat juga makin nyaman saat beribadah. Gereja makin asri, makin telihat hijau," tutur Agoes.

Lihat Juga:

Fokus (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi