Trend Komunikasi Sekarang, Apakah Sudah Ok?

 Rob. P.  |     27 May 2017, 22:15

28 Mei 2017 adalah hari Komunikasi Sosial.
Emangnya apa urusannya dengan aku, EGP gak penting.
Eh tunggu dulu, itu HP tidak lepas dari genggamanmu, itu kan alat komunikasi, berapa jam sehari kamu plototin itu HP. Bahkan ada yang sampai jarinya kram gara-gala ber-chatting ria.
Lah terus kenapa?

Trend Komunikasi Sekarang, Apakah Sudah Ok?

Pesan-pesan yang kamu dapat itu berkah atau musibah? Membuat kamu menjadi lebih baik, lebih damai atau sebaliknya?

Ternyata hidup manusia dari awal sudah komunikasi. Bayi mencari perhatian dengan menangis, senyum, buang muka. Belum bisa bicara tetapi sudah bisa berkomunikasi, paling tidak memberitahu ibunya, aku senang atau tidak. Ibu jangan tinggalkan aku.

Sekarang dengan kecanggihan teknologi dunia jadi tidak seluas dulu lagi. Teman yang di belahan dunia lain dapat kita sapa dengan beberapa ketukan jari saja. Kejadian berapa saat lalu sudah tersebar ke mana-mana. Sayangnya kita suka bercengkerama lewat sentuhan-sentuhan jari dengan teman yang jauh, tetapi mengabaikan yang dekat. Melupakan mereka yang perhatian lebih di samping kita.

Kita bingung mencerna mana yang ditelan dan mana dibuang, tetapi enggan menolaknya.

Dewasa ini kenyataan yang ada adalah berita buruk lebih laku ketimbang berita baik. Kasus seorang guru yang memukul siswanya sampai terluka lebih cepat menarik perhatian daripada berita guru pedalaman yang harus berjalan berjam-jam untuk dapat mengajar di SD pelosok, dan masih banyak contoh lagi.

Apakah ini kita sukai? Kalau ya, ya sudah teruskan saja pola ini, tetapi kalau Anda merasa bukan ini yang diharapkan, apa yang bisa kita lakukan?

Gelombang teknologi komunikasi yang menggulung kita kini adalah Media Sosial - apa saja macamnya tidak perlu diulangi lagi, tetapi bagaimana kita memakainya?

Media sosial itu menjadi kita bisa bersuara, memberi kita akses untuk unjuk diri, bisa membuka peluang kita untuk tampil. Kembali pada diri kita lagi bagaimana kita menampilkan diri. Kita bisa menyuarakan hal positif, hal negatif, berita benar yang baik, yang buruk bahkan yang bohong atau menyulut kebencian, marah, mengusik ketenteraman.

Dari semua hiruk pikuk itu, timbul pertanyaan, siapa yang mendengarkan?

Ternyata Tuhan memberi kita dua telinga dan hanya satu mulut. Satu mulut berfungsi macam-macam, unuk makan, untuk bernapas, bahkan untuk menyatakan kasih dengan ciuman, sedang dua telinga hanya untuk mendengarkan. Bukankah ini pesan jelas bahwa kita harus lebih banyak mendengarkan daripada berbicara?

Atau mendengarkan dulu baru berbicara?

Lihat Juga:

Fokus (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi