Bernegara

  27 May 2012, 12:30

JANJI CAGUB

Seperti biasa dalam setiap pilkada semua calon gubernur pasti menawarkan program-program yang menggiurkan. Seperti "DKI Jaya Serahkan pada Ahlinya", kemudian ada lagi "Dua Tokoh yang sangat mengerti Jakarta". Lebih bombastis lagi "Macet, Banjir, akan hilang dalam tiga tahun ini". Pendek kata slogan-slogan yang amat memikat, agar pemilih terpikat. Jalan satu-satunya, ya, janji-janji untuk menjerat. Tinggal para pemilih saja yang harus cerdas, jangan sampai nantinya malah leher terikat.

Seperti biasa, dalam forum menjelang pilkada diadakan "Debat Cagub" dalam talk show untuk memaparkan program sekaligus juklak, petunjuk pelaksanaannya. Giliran tiba pada calon yang berjanji mengatasi banjir dan macet selama 3-5 tahun, terjadi debat antara calon dengan panelis.

Panelis: Bagaimana pak! Jika dalam waktu 3-5 tahun Jakarta tetap macet dan banjir?Cagub: Gampang saja! Jabatan saya, kan, 5 tahun. Biar menjadi pekerjaan gubernur berikutnya.

LIMA MACAM NEGARA

Tiba giliran pelajaran ilmu tata Negara di salah satu SMP Pak Guru Victor Prayitno meresume ingatan anak-anak didiknya tentang bentuk-bentuk Negara. Maka murid-murid ketika ditanya ada yang menjawab macam-macam. Ada Negara demokrasi, Negara Aristokrasi, Negara Kleptokrasi (penguasanya nyolongan), Negara Pornokrasi (anggota-anggota DPRnya pada main film porno), Negara Gengokrasi (penuh geng motor), Negara Gayusisasi (Negara pengemplang pajak), Negara Mafiasiasi (penegak hukumnya terlibat mafia), Negara Subsidiasi (Negara selalu tertimpa masalah BBM subsidi). Negara Mobokrasi (penuh ormas-ormas mabok) dst.

Pak Victor: Ya, kurang tepat! Tepatnya ada 5 macam Negara.Murid: Coba, Negara apa saja, pak!Pak Victor: Yaitu Negara banyak bicara dan banyak bekerja, contoh AS.Negara banyak bicara sedikit kerja, contoh Negara-negara Amerika Latin.Negara sedikit bicara banyak kerja, contohnya Jepang/Korea. Negara sedikit bicara sedikit kerja, contohnya Negara-negara Afrika. Negara lain bicaranya, lain pula yang dikerjakannya. Nah, ini Indonesia.

TES MASUK PNS PAJAK

Ini cerita ketika Gayus Tambunan berhasil lolos masuk menjadi PNS di Ditjen Pajak. Alkisah ada ribuan pelamar untuk menjadi PNS, dan semua sudah menjalani berbagai jenis test masuk, dan tinggal 3 orang saja yang termasuk pandai-pandai. Yaitu Benediktus Kasuari, Frans Walangsangit, dan Gayus Tambunan. Test terakhir adalah wawancara sendiri dengan Dirjen Pajak. Pertanyaannya sederhana saja berapa 100 tambah 100.

Benediktus: 100 tambah 100, ya, pasti 200 lah, pak!Dirjen: Saudara terlalu jujur. Tidak diterima.Frans: Anu, anu, pak! 250.Dirjen: Wah, lagi ini? Saudara mental korup. Tidak diterima.Gayus: Terserah bapak saja. Saya siap melaksanakan!Dirjen: Saudara diterima. Karena saudara menjiwai semangat PNS. Penuh pengertian!

(Ign. Sunito)

Lihat Juga:

Humor (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi