Punya Pembantu Canggih

  16 May 2013, 21:06

OBROLAN TAK BERMUTU

Josef Soponyono mempunyai pembantu baru, Inem namanya. Kegemarannya nonton sinetron dan infotainment setiap hari, maka tak heran ia hafal benar nama-nama isteri eyang Subur. Atau sinetron jenis suster ngesot, hantu ngetweet, pastor kepala bun­tung maupun I Love in Paris yang jalan ceritanya tak ada juntrungnya itu. Suatu hari Josef ketamuan sohib-sohibnya dan mereka ngrumpi. Di sana ada Ignatius Wongso Preman dan Gabriel Gouwcekan Beling. Topik obro­loannya tentang masalah politik dalam dan luar negeri maupun soal ekonomi.

Josef: Tahu nggak mosok SBY mau terima gelar World Statesman karena jasa-jasanya memberi kebebasan beragama dan beribadah. Kita semua tahu... bla,bla,bla. Itu bos-bos TAFC di New York itu tahu nggak, sih? Bikin kita ketawa saja ha,ha,ha....

Wongso : Itu belum seberapa. Coba kalau jadi kenaikan harga BBM dengandua harga atau sekarang katanya setiap mobil hanya dijatah bisa ngisi premium cuma 3 liter sehari. Lho, lha saya kalau mau pulang ke Solo, apa mobil saya diisi air? Ha,ha,ha.....

Gabriel : Kalau saya lagi pusing miki­rin masalah perang saudara di Suriah. Korban sudah 70.000 orang tewas. Aku heran Presiden Bashar Al Saad itu itu apa nggak mikir? Jangan-jangan ia lagi ngontak Ahmad Fathonal untuk dikirimi "daging" dari Indonesia? Yang segar atau yang sudah ginjur ginjur? Ha,ha,ha......

Inem yang dari sedari tadi mendengar obrolan mereka sambil bersih-bersih di beranda, tak tahan dan ikut nim­brung.

Inem: Pak, pak! Mbok kalau ngobrol itu? Obrolan yang bermutu gitu, lhoh!

Josef/Wongso/Gabriel: ?????!!!!!!!!

HAMPIR SAJA

Shiauw Phing Shan seorang konglomerat yang sukses, namun akhir-akhir ini ia merasa selalu tidak sehat dan akhirnya ia pergi kedokter. Keluhannya adalah selalu sesak nafas, pusing-pusing, mual-mual, mata berkunang-kunang. Dokter mendeteksi Phing Shan menderita penyakit "aneh" dan menurut medis, umur Phing Shan tinggal dua bulan lagi. Mendengar kabar itu Phing Shan panik juga.

Ia segera membuat surat waris dan mengatur kembali jalannya perusa­haan-perusahannya. Ia juga mempersiapkan diri untuk bikin baju yang akan dipakai saat penguburannya. Phing Shan pergi ke tukang jahit.

Tk.jahit(setelah selesai ngukur): Tuan! Biasanya tuan pakai baju ukuran berapa?

Phing Shan: 15 setengah.

Tk.Jahit: Yang benar saja. Seharusnya tuan pakai baju 16 sete-ngah. 15 setengah itu kesempitan. Pantes tuan selalu sesak nafas, perut mual, kepala pusing dan mata berku­nang-kunang.

Phing Shan: ?????!!!!! Hampir saja!

NANTI TERBIASA

Lain dengan Shiauw Bekleiding, adiknya Phing Shan yang usaha dagangnya tiba-tiba bangkrut. Ia pergi ke paranormal, Eyang Makmur untuk konsultasi.

Shiauw: Setelah ini. Bagaimana kelanjutannya, eyang?

Eyang Makmur: Lima tahun pertama ini, kamu sangat menderita karena jadi miskin dan sengsara.

Shiauw: Setelah itu dan seterusnya gimana, eyang?

Eyang Makmur: Setelah itu, kamu jadi terbiasa dengan miskin dan seng­sara. Tenang-tenang saja. (Ign.Sunito)

Lihat Juga:

Humor (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi