Beo Pintar dari Surabaya

 Ign. Sunito  |     24 Nov 2013, 02:33

EMANG MULUTKU DUA?

Gabriel Gouwekan Beling penggemar satwa khususnya burung yang pandai berkicau. Ia sudah lama berkeinginan punya piaraan beo yang sudah pandai ngoceh. Menurut kabar di Surabaya akan banyak ditemui satwa idamannya itu, dan terbanglah ia kesana untuk mencari keinginannya. Benar juga ditemui banyak pilihan ketika berada di pasar burung Surabaya. Salah satu di antaranya yang menarik adalah menurut penjualnya pintar nyanyi kalau sudah diberi isyarat tangan.

Penjual: Buktikan saja, pak! Jika bapak angkat tangan kanan ia langsung menyanyi Indonesia Raya. Kalau tangan kiri lagu-lagu pop sekarang.

Gabriel langsung membuktikan angkat tangan kanannya.

Beo:Indonesia Tanah Airku...Tanah Tumpah darahku....Disanalah........

Gabriel juga angkat tangan kirinya

Beo: Aku mau makan....aku ingat kamu...aku mau minum...aku ingat kamu....(lagunya Maia) dst berganti-ganti.

Gabriel tertarik sekali dan dibayarnya burung itu. Namun sebelum pergi ia tanya kepada penjual, bagaimana kalau ia mengangkat bareng kedua tangannya?

Penjual: Silahkan saja, pak! Tapi saya tidak bertanggungjawab!

Benar, Gabriel langsung mengangkat kedua tangannya!

Beo: Diamput!....ndudule siji siji, gus! Kowe pikir cangkemku ono loro...taaaah!

(Sialan! Nunjuknya tangan satu-satu, dong! dikira mulutku dua, ya?)

PEMILIK KORAN PIKUN

Harmoto Bajul seorang pemilik Koran Pos Metropolitan memang sudah tua dan pikun. Namun sesekali ia mengikuti rapat redaksi apalagi kalau sudah membahas " beha sempit", berita hangat seputar masalah Indonesia terkini. Di korannya banyak wartawan-wartawan muda baru yang tak ia kenal, kecuali senior-seniornya. Suatu hari di rapat redaksi Harmoto ikut partisipasi.

Harmoto (sambil menunjuk pemuda paling belakang): Eh, kamu kemarin hadir nggak,ketika presiden marah-marah seribu persen?

Pemuda: Tidak tahu, pak!

Harmoto (tanya lagi): Lha, pas Djoko Wi nyemplung got waktu blusukan kamu disana nggak? Koran lain kok pada ada fotonya.

Pemuda: Tidak tahu, pak!

Harmoto (kesal): Gimana? Wartawan kok selalu nggak tahu kalau ditanya? Lalu ngapain kamu kesini? Apa harus saya sendiri yang meliput?

Pemuda: Pak! Saya tukang telpon! Saya mau mbenerin kabel telpon yang putus disini.

SIAPA PALING PINTER BERBOHONG.

Nasarbudin seorang caleg DPR Pusat sedang meninjau dapil, daerah pemilihannya untuk kampanye pemilu caleg 2014. Tiba di sebuah sekolahan SD menemui murid murid lagi berdebat seru otot-ototan. Nasarbudin tertarik dan mendekati serta bertanya.

Nasar: Apa, sih yang lagi kamu perdebatkan?

Murid-murid: Begini, pak? Kami baru saja menemukan uang Rp100.000 ribuan. Kami memutuskan akan kami berikan kepada di antara kami yang sanggup menceritakan kebohongan terbesar.

Nasar: Kalian harus malu. Masih kecil sudah belajar berbohong.Ketika saya masih seusia kalian, saya bahkan tidak tahu apa artinya bohong itu?

Murid-murid serempak memutuskan memberikan uang itu kepada Nasarbudin.(()

Lihat Juga:

Humor (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi