Makna Ritus Pembuka dalam Perayaan Ekaristi (Lanjutan)

 Maria Clarissa  |     6 Aug 2017, 10:10

Pernyataan Tobat

Kita merayakan misa bersama dengan umat Allah. Hal ini dapat terjadi semata-mata karena Allah yang terlebih dahulu berinisiatif mengundang kita untuk masuk bergabung menjadi umat-Nya. Namun, terkadang kita lalai melaksanakan panggilan itu. Kita masih kesulitan mengikuti cara hidup yang diajarkan Kristus kepada kita. Dalam keseharian, kita berbuat dosa dan kesalahan terhadap Tuhan dan sesama. Padahal, untuk bersatu dengan-Nya, kita pun harus kudus seperti-Nya. Oleh sebab itu, melalui pernyataan tobat, Gereja menuntun kita untuk menyatakan rasa penyesalan terhadap dosa-dosa yang kita lakukan, baik itu sengaja maupun tidak.

Makna Ritus Pembuka dalam Perayaan Ekaristi (Lanjutan)

Yesus sendiri pernah mengajar melalui perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai Orang Farisi berdoa dengan merasa dirinya lebih suci dari pemungut cukai, sedangkan si pemungut cukai datang kepada Allah dengan rasa penyesalan yang mendalam dan memohon belas kasih dari Allah untuk mengampuninya. Bagi Yesus, pemungut cukailah yang dibenarkan Allah (Luk 18:9-14). Melalui perumpamaan ini, Yesus ingin mengajarkan bagaimana kita harus bersikap dalam bertobat.

Pernyataan tobat dalam perayaan Ekaristi merupakan kesempatan bagi kita untuk mengakui kelalaian kita, untuk kemudian memohon pengampunan dari Allah. Namun untuk dosa-dosa yang berat, kita tetap memerlukan rahmat Sakramen Tobat.

Madah Kemuliaan/Gloria

Sesuai dengan namanya, madah kemuliaan bertujuan untuk memuliakan Allah Tritunggal. Dalam pernyataan tobat, kita merefleksikan kelemahan kita sebagai manusia berdosa. Pada situasi itu, kita harus sungguh-sungguh menyadari bahwa atas kemurahan Allah-lah kita mendapatkan pengampunan dan keselamatan. Oleh sebab itu, dengan memadahkan kemuliaan kita memuliakan Allah yang telah menganugerahkan keselamatan bagi kita melalui perantaraan Putera-Nya yang rela menderita dan wafat di kayu salib. Di dalam madah itu juga terdapat gelar/panggilan kepada Allah Tritunggal untuk menegaskan kedudukan Allah Bapa dan Allah Putera.

Dalam konteks liturgi, madah kemuliaan ini sering disebut sebagai doksologi besar. Sedangkan yang disebut sebagai doksologi kecil adalah doa 'Kemuliaan' yang sering kita daraskan pada bagian penutup dari suatu doa ataupun mazmur. (doksologi = ungkapan pujian). Madah ini dilagukan/diucapkan untuk memberi warna pesta kepada perayaan ekaristi. Oleh sebab itu, madah Kemuliaan biasanya dilagukan pada hari-hari pesta, yaitu: hari Minggu (kecuali masa Adven dan Prapaskah), hari raya dan pesta serta pada perayaan-perayaan yang setingkat dalam kalender liturgi.

Madah kemuliaan ini diawali dengan kalimat yang dikutip dari sapaan para malaikat yang sedang memberitakan kelahiran Yesus kepada para gembala (Luk 2:14): Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya. Oleh karena itu ketika kita memadahkan kemuliaan ini, hendaknya diikuti dengan sikap tubuh berdiri untuk menyambut Tuhan yang hadir di tengah-tengah kita.

Doa Pembuka

Dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan setelah menyanyikan madah kemuliaan, imam akan mengawali misa dengan waktu hening sejenak untuk berdoa. Doa ini biasanya memberikan penekanan terhadap tema bacaan pada misa tersebut, sehingga kita dapat mengikuti misa dengan baik.

Pada bagian ini juga terkadang beberapa imam menyampaikan intensi-intensi doa umat untuk digabungkan dengan kurban Kristus pada misa tersebut. Doa Pembuka ini kemudian dijawab oleh umat dengan kata: "Amin".

Demikian penjelasan atas seluruh rangkaian ritus pembuka dalam perayaan Ekaristi. Dengan memahami lebih baik akan makna di balik ritus pembuka ini, maka mungkin kita akan lebih bersemangat dan berusaha untuk tidak datang terlambat dalam mengikuti misa. Karena pada bagian ini, disposisi batin kita tengah dipersiapkan untuk menerima Santapan Rohani, yaitu Sabda Ilahi dan Tubuh Kristus yang menyegarkan dan menguatkan, sekaligus menyelamatkan.

Lihat Juga:

Kolom Iman (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi