Premordialisme

  7 Feb 2013, 23:03

Membaca al Kitab bukan dan tidak sekedar membunyi lafalkan kata kata tertulis didalamnya. Membaca kitab juga tidak perlu diwarnai rasa curiga dan keinginantahu berlebihan. Berpikir visual?

Bisa saja. Kurang percaya? Adakalanya. Membaca al Kitab juga tak bisa sepenggal sepenggal. Mentang-mentang tercantum nomor Bab dan ayat, lalu meyakinkan diri "aku mau baca yang ini saja". Menurut hemat saya,pola baca demikian bisa "memlintirbelokkan" isi dan makna kalimat seutuhdan sebenarnya. Sederhana kata: semua yang tertulis ada awal dancodanya. Demikian dengan Lukas 4: 21-31, merupakan bagian integral bab4. Bahkan untuk menangkap maknaisi injil Lukas kita masih harus melihat (juncto/junctis) ayat lain kitab lain.

Jika bab, ayat dalam renungan hanya menyebut nomor, itu ajakan kepadaanda para pembaca agar "membacakembali al Kitab". Lucu jika renungan hanya berisi kutipan kutipan ayat melulu. Malu.

Yesus ditolak di Nazaret. Lho kok bisa? Ini kan aneh. Pasti ada yang salah dalam diri bangsa Yahudi di Nazaret. Andaikan sudah ada dokter yang psikolog bahkan psikiater, pasti diperlu puluhan bahkan ratusan dokter untuk mendiagnose penyakit aneh yang menghinggapi seluruh penduduk negeri. Mereka tahu reputasi Yesus. Mereka kenal sekurang kurangnya nama yang "mengatasi" segala nama. Orang kenal perihidupnya yang mengajarkan kebaikan. Orang kenal dan tercengang atas kecerdasan-Nya dalam menjawab perta nyaan para sepuh agama Yahudi. Apalagi setelah membaca kitab nabi Yesaya yang berisi nas tentang diri-Nya yang ia baca dirumah ibadat di kota Nasaret dimana Dia dibesarkan. Namun apa jadinya? Yesus sendiri menyatakan; "... sesungguhnyatidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya (24). Sebenarnya Yesus sudah faham. Dia siap untuk hal yang paling buruk "prepare for the worst" kata orang saat ini. Namun bukan itu masalahnya Yang perlu dicermati adalah diagnosis bagaimana orang Nasaret menolak Yesus setelah Yesus mengatakan seperti tertuang dalam ayat 25 - 27.

Ternyata ada sikap dan sifat tak terpuji di antara orang Yahudi. Diagnosis menyatakan bahwa karena kesombongan mereka cepat kagum terpukau terhadap "kehebatan" orang asing Namun mereka menolak dengansengit apabila ada salah seorang dari kita sendiritampil menjadi sesuatu. (Mrk 6: 1) Sikap dan sifat yang kadang masih melekat dalam diri umat walau tidak semua sepakat. Selain itu, mereka tidak mufakat bila berkat Allah dibagikan kepada orang lain selain kepada bangsanya sendiri. (1 Raja 17: 7 dan 2 Raja 5).

Premordialisme, egoisme ternyata pernah mewarnai sejarah hidup manusia di tanah suci tanah kelahiran sang Mesias. Meskipun "kisak" telah berlalu sekian abad lalu, apa yang tersurat dan tersirat dalam ayat di sementara kitab, layak dan pantas dicermati sebagai sistim pemberitahu dini - early warning system - agar kita tak berperilaku seperti itu. Namun itu hanya "akan" terjadi manakala sering mencermati, membaca al Kitab dengan iman kristiani yang mantap, merenungkan dalam dalam sepenuh hati.

Tuhan pasti memberkati. (Suwanto Soewandi -St. Benedictus)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi