Ketika Di Tengah Kegelapan

  3 Dec 2011, 07:41

Nama Yohanes Pembaptis selalu muncul menjelang perayaan Natal di mana dunia sedang terlanda kegelapan dan harapan akan munculnya Terang Dunia. Ia berseru-seru di padang gurun untuk suatu pertobatan guna menyongsong Ia yang lebih besar darinya, ia gambarkan bahwa kebesaran Dia itu ibarat untuk membuka tali kasut-Nya saja Yohanes menyatakan tidak pantas. Pertobatan umat diimplementasikan dengan pembaptisan air oleh Yohanes. Nanti kelak Ia akan membaptis dengan Roh Kudus.

Ketika Di Tengah Kegelapan

Dunia sedang gelap di mana bentuk kegelapan itu tidaklah seragam di berbagai tempat. Timur Tengah terlanda kerusuhan dengan perang saudara, di benua Eropa dan Amerika krisis finansial yang menyebabkan demo anti konglomerasi. Di mana para konglomerat yang rakus ternyata membawa kesengsaraan rakyat. Baru saja penulis termenung di atas tanggul lumpur Lapindo di Sidoardjo, Jatim memandangi rumah-rumah yang hanya kelihatan atapnya saja terlanda Lumpur. Di samping penulis ada para korban lumpur yang menyodorkan barang asongan berupa CD tragedi lumpur Lapindo." Kehidupan saya gelap pak! Rumah saya sudah tidak kelihatan lagi. Saya kena PHK karena tempat saya bekerja juga terendam Lumpur. Ya, begini ini!" katanya.

Penulis jadi ingat ketika bulan Juli 2011 lalu di Jakarta diadakan Kongres Futurolog ahli-ahli tentang masa depan. Harapan dan impian tentang Indonesia sebagai negara maju. Berdatanganlah para "Yohanes-Yohanes Pembaptis" seperti James Canton pengarang buku terkenal The Extreme Future dimana antara lain menggambarkan ketika zaman batu tidak berakhir dengan dunia kehabisan batu. Namun kini, zaman minyak yang kita alami akan segera berakhir, jauh sebelum bumi kehabisan cadangan minyaknya. Tak hanya Canton, hadir pula Robert Kaplan, George Friedman, Robert Beachy dan Thomas Namun Finger. Semuanya menyerukan "pertobatan"

Mereka mengingatkan bahwa Indonesia ini punya segalanya terutama kelimpahan sumber-sumber alam dan mineral, hutan, laut, penduduk besar, letak geografis strategis. Tapi justru semua itu menjadi boomerang bagi Negara dan bangsa karena tidak cerdas memanfaatkannya. Bahkan George Friedman dan James Canton malah optimis Indonesia bisa menyaingi Cina dan Korsel? Wah, ini yang menjadi perdebatan ramai. Sebenarnya yang kita butuhkan, mampukah kita mengubah mental alam materialisme yang orientasinya kenikmatan hidup (korupsi terutama) yang sudah melanda segenap lapisan masyarakat. Karena ini benar-benar menggerogoti semangat juang dan kapasitas produktivitas kita.

Maka Jika Johanes Pembaptis datang lagi sekarang di sini. Apa ya, di dengar ya, seruan pertobatannya?

(Ign. Sunito)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi