Kerajaan Surga : Kualitas Hidup Manusia

  4 Dec 2010, 11:10

Kisah pewartaan dan kenabian Yohanes dalam bacaan minggu ini (Mat 3: 1-12) mengingatkan saya akan pengalaman belajar Kitab Suci pada waktu kuliah di Malang. Menarik karena sang Dosen memberikan ilustrasi begitu memukau mengenai tradisi keagamaan di zaman Yesus. Salah satu yang menjadi topik pembelajaran ialah soal siapakah yang selamat. Pengalaman tradisi Yahudi dan keagamaan zaman Yesus meyakini bahwa karena keturunan Abraham mereka pasti selamat. Sehingga pemahaman keselamatan berkisar soal "kita" ini golongan atau keturunan siapa. Keselamatan dilihat dari sisi status hidup.

Kerajaan Surga : Kualitas Hidup Manusia

Yohanes sebagai seorang nabi sekaligus pewarta Kerajaan Allah yang "menggiring" umat untuk menantikan mesias dengan benar menegaskan bahwa keselamatan bukan soal kita ini keturunan Abraham. Bahkan Yohases dengan keras (baca: memaki-maki) orang-orang yang meyakini dirinya keturunan Abraham sebagaimana orang Farisi dan Saduki sebagai keturunan "ular beludak". Dalam sastra kitab suci, ular beludak merupakan simbolik dari kengerian yang luar biasa. Suatu istilah untuk mereka yang digolongkan sebagai orang-orang yang sungguh-sungguh berseberangan dengan kehendak Allah. Maksud Yohanes pasti bukan soal karena mereka keturunan Abraham lalu tidak selamat melainkan Yohanes ingin memberikan penegasan bahwa sebagai keturunan Abraham hendaknya jangan menjadi ular beludak melainkan sungguh-sungguh menunjukkan sebuah kualitas hidup rohani yang benar.

Melalui kenabian Yohanes penginjil mau menyampaikan pesan-pesan katekese kerajaan Allah. Pertama sebagai bangsa yang terpilih kita menantikan Mesias. Mesias yang kita nantikan bukan mesias yang diwartakan oleh tradisi Yahudi melainkan Mesias utusan Allah. Yohanes belum menyebut siapa Dia hanya memberikan gambaran bahwa dirinya saja untuk membuka tali kasut-Nya pun tidak pantas. Dengan ungkapan ini Yohanes ingin menekankan bahwa betapa luhurnya Mesias yang akan kita nantikan.

Kedua: masa penantian Sang Mesias, Sang Pembebas (dari kedosaan) manusia menuntut dari pihak manusia untuk berperan aktif dan terus menerus mengusahakan. Maka sikap batin untuk selalu membaharui diri merupakan hal yang penting. Yohanes mengkritik perilaku orang-orang Farisi dan Saduki yang hanya berhenti pada kebanggaan sebagai keturunan Abraham namun hidupnya tidak menunjukkan kualitas sebagai keturunan Abraham. Untuk membangun hidup yang berkualitas maka dibutuhkan keberanian untuk pembaharuan terus-menerus. Yohanes menegaskan bahwa hidup yang berkualitas tidak lain kalau kita hidup dengan memberikan buah-buah sesuai dengan pertobatan kita.

Ketiga: selain membangun kehidupan dengan suasana pembaharuan terus-menerus (bertobat) kualitas hidup tersebut disempurnakan dengan kerelaan untuk dibaptis dengan Roh Kudus dan Api. Maksudnya tidak lain adalah hidup kita sungguh semakin serupa dengan Sang Kristus: menjadi sehati, sepikir dan sekehendak dengan Dia. Ini akan menjadi gerakan hidup kita kalau Roh Kudus tinggal dan menghidupi diri kita. Roh Kudus yang tinggal dan menghidupi diri kita menuntut kita untuk berani mengobarkan semangat Kristus untuk menyalakan dunia dengan api cinta kasih Allah sendiri.

Keempat: mengapa dalam masa penantian untuk menantikan Sang Mesias kita harus selalu membaharui diri dengan Roh dan Api? Dalam masa penantian (selama Allah memberikan waktu) kita dituntut untuk membangun hidup dalam gerakan roh kudus dan keberanian untuk memurnikan hidup kita. Tentu pertanyaan untuk apa? Karena hidup adalah perjalanan pemurnian dan pada saatnya kita akan dipilah-pilah oleh Allah bagaikan gandum dan jerami maka tuntutan pewartaan Matius kali ini adalah mempersembahkan hidup yang bermutu. Bermutu tidak lain adalah menjadi pribadi yang menghasilkan buah-buah pertobatan. Misalnya keutamaam ilahi (iman, harap dan kasih) dan keutamaan moral (keadilan, kebenaran, kejujuran, etc).

Rm. A. Eko Aldilanto O.Carm

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi