Damai Sejahtera Sebagai Murid

  20 Aug 2010, 18:01

Saya ingat ketika masih SD seorang suster pembimbing Sekolah Bina Iman Anak mengajak kami untuk bermain dengan tema "berjalan di jembatan bambu". Anak-anak diajak untuk percaya dan berani menapakkan kaki-kakinya meniti bambu yang diletakkan agak tinggi di atas sebuah kolam yang tidak begitu dalam. Mengapa di atas kolam? Dengan maksud agar kalau jatuh tidak berbahaya. Dalam kegiatan tersebut suster berkata: "anak-anak ayo tunjukkan kalian sudah besar-besar pasti berani untuk melewati jembatan bambu ini. Jangan takut suster mendampingi dan menyertai dan pasti kalian bisa karena murid yang baik pasti bisa sampai ke ujung bambu itu meski ada tantangan dan ketakutan dalam diri kalian".

Pengalaman ketika di SD tersebut menginspirasi saya untuk menengok bacaan Minggu ini dalam Yohanes 14: 23-29. Menarik bahwa Yesus mengatakan bahwa seorang murid yang mengasihi-Nya pasti menuruti perintahnya atau sabda-Nya. Menuruti perintah-Nya atau sabda-Nya tidak lain akan menjadikan kita semakin bersatu dengan kehendak Bapa. Bersatu dengan kehendak Bapa menjadi semakin nyata kalau mewujudkan kehendak itu dalam kehidupan sehari-hari.

Apa yang dikatakan Yesus dalam Yohanes tersebut ternyata bukan sekedar "sabda"wasiat melainkan ada suatu kondisi yang membuat Yesus melalui tulisan Yohanes memberikan sabda tersebut. Kondisi di mana perjalanan Gereja mengalami banyak tantangan. Namun Yohanes sebagai penulis Injil ingin mengembalikan iman Gereja Purba itu pada pengalaman iman yang benar. Mengingat bahwa tantangan begitu berat untuk menjadi setia sebagai murid Yesus. Untuk meneguhkan jemaat perdana Yohanes mengingatkan bahwa pertama-tama Gereja harus setia pada firman-Nya. Sebab kesetiaan kepada sabda-Nya merupakan tanda persatuan dengan Yesus dan Bapa sehingga kita dikuatkan. Kegelisahan, tantangan dan kegalauan adalah bagian yang nyata tetapi kita tidak perlu cemas karena Roh Kudus akan membimbing dan menolong kita.

Meski banyak tantangan Yohanes mengingatkan bahwa kalau kita setia pada sabda-Nya tidak perlu takut karena kesetiaan pada sabda Allah juga merupakan tanda kesatuan dengan Roh Kudus. Bersatu dengan Roh Kudus akan menguatkan kita karena untuk itulah Roh Kudus dihadirkan di antara Gereja. Peneguhan agar jemaat tidak takut membuat Yohanes sangat sadar bahwa hanya satu yang perlu diyakinkan kepada jemaat bahwa Roh Kudus yang bersama Bapa dan Putera akan menyertai mereka.

Peneguhan Yohanes merupakan sikap apa yang harus diwujudkan dalam hidup menggereja. Karena kebersamaan dalam Bapa dengan setia pada Sabda-Nya dan membiarkan Roh Kudus menyertainya akan memberikan buah-buah atau tanda-tanda kehadiran Allah dalam hidup menggereja. Yohanes menegaskan dengan pasti bahwa hanya damai sejahteralah yang menjadikan kita ada dalam Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

Damai sejahtera bukan sekedar kondisi sosial atau material belaka melainkan orang sungguh-sungguh berani untuk menyerahkan diri pada kehendak Bapa dengan mendengarkan dan menuruti kehendaknya atau firman-Nya. Menuruti kehendaknya atau firman-Nya tidak lain adalah berani menghadapi kenyataan hidup dengan terbuka pada perjalnan waktu, perkembangan kemajuan teknologi. Tidak menghindar dari kemajuan jaman dan berani melihat perjalanan dunia sebagai yang nyata namun tidak kehilangan kesetiaan kepada kehendak Allah.

Damai sejahtera bagi Gereja tidak lain adalah bagaimana Gereja siap untuk menghadapi kenyataan hidup tersebut tetapi tidak kehilangan kesetiaan kepada Allah dan firmannya. Sebab ketidaksetiaan kepada kehendak Allah dan firman-Nya merupakan tanda kita tidak dalam kondisi damai sejahtera. Damai sejahtera adalah senantiasa bersama Bapa dalam perjalanan mengarungi dunia dengan aneka persoalan dan kemajuan terjadi. Damai sejahtera adalah sikap batin yakin bersama Allah dan siap untuk menghadapi kehidupan ini, menjalani dan tidak melarikan diri dari dunia. Ada dalam dunia bersama Allah itulah damai sejahtera.

(Rm. Eko Aldi O.Carm)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi