Allah dalam Peristiwa Hidup Kita
Helena D. Justicia |
10 Dec 2016, 13:38
Ada orang yang percaya, bahwa jika ia berbuat baik, ia akan mengalami hidup yang baik juga. Ternyata tidak selalu seperti itu. Ada orang yang senantiasa berbuat baik, namun mengalami hidup yang berat dan penuh penderitaan.

Yohanes Pembaptis contohnya. Hidupnya digunakan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan, namun ganjarannya adalah dipenjara. Jika merefleksikan hidup kita sendiri, adakah kita menemui pengalaman yang sama? Misalnya, ada orang yang sudah bekerja keras namun tetap miskin juga. Ada orangtua yang banting tulang untuk membesarkan anaknya, ternyata anak itu malah meninggalkan keluarganya begitu saja. Ada orang yang begitu murah hati, tapi justru dikhianati sahabatnya sendiri.
Pengalaman pahit dalam hidup dapat mengubah hati orang. Bahkan Yohanes Pembaptis pun sempat mempertanyakan Tuhan. Inilah krisis dalam kemanusiaan, yang perlu dialami agar orang sampai pada keutamaan. Dibutuhkan kejernihan dan kesetiaan, agar keyakinan, pilihan-pilihan, tetap mengarah pada apa yang menjadi tujuan kehidupan. Allah telah menunjukkan kasih dan kebaikan-Nya sepanjang sejarah hidup manusia; apakah kita masih terus mempertanyakan-Nya, dalam setiap peristiwa hidup kita?
Lihat Juga:
Renungan Harian
Rabu, 29 November 2023
Hari Biasa Pekan XXXIV Kita bergerak menuju kediktatoran relativisme yang tidak menganggap apapun sebagai sesuatu yang definitif dan memiliki nilai...
Jadwal Misa Rutin
Sabtu | Pukul 16:30 |
Pukul 19:00 | |
Minggu | Pukul 06:30 |
Pukul 09:00 | |
Pukul 11:30 | |
Pukul 16:30 | |
Pukul 19:00 |