Mawas Diri

 Robby Purnomo  |     13 Mar 2016, 07:21

Bacaan injil akhir pekan ini merupakan sebuah cerita sensasional. Kalau peristiwa ini terjadi di masa kini pasti jadi berita heboh di semua media. Judulnya mungkin "Pastor menangkap wanita selingkuh, tetapi Yesus membebaskannya..."

Mawas Diri

Mungkin sebagian di antara kita kurang setuju dengan tindakan Yesus yang dengan gampang membebaskan wanita itu.

Tindakan para Ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa wanita itu ke pada Yesus adalah tindakan untuk mencobai Yesus. Kalau Yesus menyetujui menghukum wanita itu, dia melangkahi pemerintah yang sah. Yesus, sebagai manusia saat itu, bukan hakim yang boleh menjatuhkan hukuman. Para ahli Taurat dan orang-orang Farisi juga bukan polisi susila, atau hamba hukum yang boleh menentukan hukuman seenaknya.

Celakanya kejadian serupa ini masih sering terjadi di masyarakat kita. Bahkan mungkin saja kita jadi pelakunya. Berapa kali kita menghakimi sesama seenaknya? Tanpa memahami situasinya dengan benar. Kita berasumsi semau kita, lalu mengambil kesimpulan dan memvonis seenak kita pula, tanpa memberi kesempatan yang divonis membela diri.

Sering ketika melihat kesalahan orang lain kita merasa diri paling benar. Yesus dengan cerdik mengkritik hal ini dengan sabdaNya, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."

Fulton Oursler dalam bukunya "The Greatest Story ever Told" menyiratkan bahwa yang ditulis Yesus ditanah ketika perempuan itu dihadapkan pada-Nya adalah nama-nama wanita yang pernah diselingkuhi oleh para Ahli Taurat dan orang Farisi. Kebenarannya tentu cuma Yesus yang tahu, tetapi ini sungguh merupakan sindiran kuat bagi para munafik itu, yang kadang kita perankan juga.

Demikian dalam perikoop ini kita belajar untuk mawas diri, tahu kedudukan dan peran kita, serta kita tidak boleh sembarangan bertindak di luar wewenang yang ada pada kita.

Bagaimana kalau kita mendapati sesama kita yang berbuat salah? Petunjuk yang diberikan Yesus jelas termuat di Mat18:15-17: apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

Marilah dalam Tahun Terahiman Allah kita memperbaiki tingkah laku kitaagar lebil murah hati dan penuh cinta kasih.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi