Memasuki Yerusalem

 Lamtarida Simbolon, O.Carm  |     13 Apr 2014, 16:48

Baru saja kita mengadakan pesta demokrasi pemilian calon legislatif. Indonesia memilih. Memilih para wakilnya, sekaligus pemimpinnya. Entah seperti apa nanti para pemimpin kita itu kita belum lihat jejak kepemimpinan mereka. Pasti ada yang bagus. Punya karakter. Melayani rakyat. Tapi pasti ada juga yang korup. Hanya mencari prestise. Melupakan rakyat.

Memasuki Yerusalem

Hari ini kita merayakan Minggu Palma. Merayakan Yesus sebagai Raja, sebagai Pemimpin, masuk ke Yerusalem. Yerusalem adalah kota penyaliban bagi Yesus. Dia tahu itu. Di hadapanNya telah terhampar kisah sengsara. Tetapi Dia tidak menghindarinya. Dia tidak memilih jalan lain. Dia masuki Yerusalem. Dia naiki keledai, binatang yang tidak melambangkan kekuasaan sama sekali. Keledainya pun muda. Dan betina lagi. Memang Dia datang bukan dengan perang. Bukan dengan militer dan senjata. Tapi dengan cinta. Dengan kelembutan. Dengan damai. Hosanna. Hosanna. Hiduplah Raja Damai.

Yesus sang Raja kita itu, sang Pemimpin kita itu, tidak menghindar dari risiko. Tidak menolak kisah sengsara dan salib-Nya. Mengapa? Karena Dia Tuhan? Sering kita berpikir seperti itu. Kita lupa bahwa Yesus itu sungguh Allah dan sungguh manusia. Maka mari kita lihat juga sisi manusiawi Yesus. Sedikit pun dia tidak goyah. Dia memasuki Yerusalem-Nya, Dia tidak menolak salib itu karena Dia pemimpin sejati. Pemimpin yang berkarakter. Berprinsip. Pemimpin yang taat dan setia kepada visinya: terciptanya Kerajaan Allah.

Bagi para anggota legislatif Katolik yang terpilih, bukankah Yesus inilah yang menjadi model, teladan sebagai pemimpin? Dipilih untuk melayani di dunia politik! Itu panggilan yang amat suci kalau dijalani secara Kristiani. Politik itu suci karena menata polis (kota, masyarakat) untuk menjadi baik. Selamat melayani kepada para caleg Katolik yang terpilih. Selamat memasuki "Yerusalem" Anda, semoga Anda tidak menolak salib di tempat pelayanan Anda.

Kita semua, apa pun tugas dan profesinya, adalah pemipin dan pelayan. Yesus senantiasa menjadi teladan kita sebagai pemimpin dan pelayan. Melalui perayaan Minggu Palma ini, kita diajak merenung, apakah saya sudah menjadi pemimpin/pelayan yang berkarakter, berprinsip, tidak menolak salib, seperti Yesus? Menjadi pemimpin sejati berarti berani memasuki "Yerusalem"nya sendiri dan tidak
menolak salib.

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi