Otomatislah Pastor!

  14 Apr 2011, 17:28

Suatu ketika saya mengadakan penyelidikan kanonik di salah satu pedalaman Papua. Salah satu pertanyaan yang saya ajukan pada calon mempelai pria: "Apakah Antonius Weyaota (bukan nama sebenarnya) mencintai Felomina Kuyami (juga bukan nama sebenarnya). Dengan tegas, mantap dan suara lantang Antonius menjawab, "Otomatislah Pastor, masak kalau gak mencintai mau menikah! Asal Pastor tahu saja ya, tidak ada wanita lain di dunia ini yang saya cintai selain Felomina. Apapun yang terjadi saya akan mencintainya." Saya kaget dan agak heran juga akan ketegasan jawaban Antonius. Demikianlah setelah segala persyaratan terpenuhi maka proses perkawinan mereka berdua dilangsung dengan mantap, meriah dan agung.

Otomatislah Pastor!

Sebulan kemudian saya mendapat berita dari tetangga mempelai berdua bahwa Felomina Kuyami dibawa ke rumah sakit karena dihajar Antonius suaminya sampai babak belur bahkan hingga tak sadarkan diri.

Sungguh ironis ketegasan jawaban Antonius waktu kanonik dan upacara perkawinan tak sampai seumur jagung sudah berbuah penganiayaaan dan penyikasaan hingga sang istri pingsan dan masuk rumah sakit.

HOSANA BERUBAH SALIBKANDalam permenungan pribadi, saya mempertanyakan apa arti ketegasan dan janji Antonius tersebut? Apa yang dialami Antonius bisa jadi menjadi pengalaman banyak orang, apa yang dengan mantap dan tampak yakin diteriakkan tetapi kenyataannya dalam waktu singkat berubah sebaliknya.

Inilah peristiwa serupa terjadi dalam Minggu Palma ini. Rakyat yang kekaguman kepada Yesus, meneriakkan, "Hosana Putera Daud, terberkatilah yang datang dalam nama Tuhan. Dalam waktu singkat berbalik, "salibkan Dia... bunuh Dia! Mereka yang melambaikan daun-daun palma sambil berteriak gembira, dalam waktu singkat mengangkat batu dan pentungan sambil memekikkan suara kebencian dan pembunuhan. Pujian kekaguman yang ditujukan kepada Yesus berubah menjadi aroma kematian.

Demikianlah yang sering terjadi dalam kehidupan kita, niat-niat, keinginan atau komitmen-komitmen kita seringkali berubah dalam waktu singkat. Niat kita untuk membaca Kitab Suci, niat untuk rajin ke Gereja, niat setia dengan pasangan, niat untuk bekerja dengan baik, niat untuk belajar dengan tekun dan segala niat lainnya, semuanya seringkali kita langgar sendiri dengan mudahnya.

Kadang kita pun seperti para murid meninggalkan Tuhan sendirian. Peristiwa hari ini menyadarkan kita bersama bahwa Yesus pribadi yang setia dan komitmen akan perutusan-Nya.

(Romo Heri O.Carm)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi