Gandum Kristus Atau Ilalang Iblis - Hari Minggu Biasa XVI (Mat 13:24-30)

  15 Jul 2011, 06:56

Perumpamaan ilalang di ladang gandum memberikan pemahaman bahwa baik dan jahat bisa berada disatu tempat yang sama. Hebatnya yang baik tetap baik, yang jahat tetap jahat. Masing-masing memiliki cirinya sendiri-sendiri. Jadi, seolah-olah seperti rel kereta, jalan sendiri-sendiri. Namun realitasnya tidak. Dalam hidup manusia tidak berarti baik terus, atau juga jahat terus. Ada kalanya baik, tapi tidak menutup kemungkinan jahat juga, bukan? Meskipun demikian manakah yang lebih dominan? Itulah nilai hidup kita.

Gandum Kristus Atau Ilalang Iblis - Hari Minggu Biasa XVI (Mat 13:24-30)

Gandum sebagai benih baik bertumbuh menjadi gandum. Esensi manusia sebagai citra Allah bertumbuh menjadi manusiawi. Ciri manusiawi adalah tenggang rasa, peduli, serta rela menolong sesama. Sikap ini semestinya menjadi sikap asli manusia. Idealnya tidak ada manusia yang jahat. Namun ternyata disela-sela waktu, ada kejahatan yang menyeruak dalam diri manusia. Kejahatan itu buah dari ambisi serta keinginan untuk mementingkan diri sendiri. Kejahatan ini buah dari pembangkangan terhadap hakekat manusia itu sendiri. Manusia ingin lepas kendali, menguasai, serta semaunya sendiri. Keadaan ini terus bertumbuh dalam hidup manusia. Sikap ini pun bisa bertumbuh menjadi besar, mengakar dengan kuatnya, dan melekat dengan eratnya. Maka tidak heran jika ada manusia yang sangat keji dan sadis sekali. Semakin jahat semakin bangga. Aneh.

Kalau saja boleh usul apabila kejahatan mau bertumbuh dalam diri kita semestinya Tuhan menghalangi. Istilahnya kita disterilkan dari kejahatan. Kita dilindungi sehingga baik terus adanya. Tapi sayang disayang, Tuhan tidak berpikiran demikian. Tuhan malahan memberikan keduanya kesempatan untuk bertumbuh. Pertumbuhan itu tidak dihalangi-Nya. Ternyata yang Tuhan inginkan agar manusia dengan karunia akal budi (pengetahuan) dan kebebasan, sadar diri sebagai gambar Allah sendiri. Manusia menentukan pilihannya untuk tetap tumbuh sebagai gandum, tidak menjadi ilalang. Dengan pilihan itu maka pada akhir zaman, buahnya kebahagiaan abadi. Demikian juga dengan pilihan sebaliknya. Jika ilalang yang dipupuk bertumbuh dalam diri, pada akhir zaman akan dihadiahi neraka abadi. Nah mari kita menentukan sikap mumpung masih hidup, bertumbuh sebagai gandum Kristus atau ilalang iblis? Jangan salah pilih ya, Gandum Kristus. Amin.

(A. Rianto)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi