Pekerja Kebun Anggur

  16 Sep 2011, 13:58

Sekarang kita semua di lingkungan sedang sibuk mendalami perikop tentang perumpamaan-perumpamaan Yesus dalam bulan Kitab Suci nasional. Tema Bulan Kitab Suci Tahun ini adalah "Belajar dari Perumpamaan Yesus'. Dalam bacaan akhir pekan ini, kembali kita berjumpa dengan perumpamaan Yesus tentang pekerja kebun anggur. Dalam perumpamaan ini Yesus menjelaskan tentang upah bila kita menjawab panggilan Allah dan melayaninya.

Dikisahkan ada 3 kelompok yang dipanggil untuk bekerja di kebun anggur. Pertama kelompok yang mulai bekerja dipagi hari, setelah sepakat dengan pemilik kebun untuk mendapat upah satu dinar. Kelompok kedua dipanggil kerja di siang hari, karena pemilik kebun berbelas kasihan mereka menganggur, karenanya mereka tidak menuntuk berapa harus dibayar. Semua terserah sang pemilik. Kelompok ketiga yang dipekerjakan disore hari sepertinya adalah kelompok yang merasa terlantar, tidak ada yang mau mempekerjakan mereka. Pemilik kebun merasa kasihan dan menerima mereka untuk bekerja. Disenja hari usai bekerja, ternyata mereka semua dibayar satu Dinar. Kelompok pertama yang bekerja dari pagi merasa diperlakukan tidak tidak adil.

Demikianlah sifat kita. Seandainya tidak ada kelompok kedua dan ketiga, kelompok pertama di sore hari akan menerima upahnya yang masing-masing satu Dinar dengan gembira dan penuh terima kasih kepada Pemilik kebun yang telah mempekerjakan mereka. Namun kedengkian dan irihati muncul saat kelompok lain menerima lebih. Kita merasa diperlakukan tidak adil karena sesama kita mendapat lebih, sementara hak kita kita tidak dikurangi - pemilik Kebun tetap membayar satu Dinar sesuai perjanjian.

Tuhan kita mahabaik. Dia akan memberikan apa yang kita butuhkan. Mungkin pada zaman Yesus upah layak yang cukup untuk hidup adalah satu dinar, maka Pemilik kebun anggur tidak membayar dibawah itu. Dipihak lain pekerja yang datang pagi walaupun tampaknya bekerja lebih berat, sesungguhnya mereka sudah mendapatkan kebahagiaan lebih dahulu, karena mereka yang masuk belakangan merasakan penderitaan karena ketidak pastian, kehinaan, dan ketakutan sebagai penganggur.

Perikop ini berkenaan dengan "upah" mereka yang menjawab panggilan Tuhan adalah yaitu kebahagiaan surga. Dengan demikian yang masuk belakangan walaupun menerima upah sama tetapi rugi karena lebih lama hidup dalam kegelapan dan ketidak pastian. Sebaliknya kita layak bersyukur bahwa Allah kita telah murah hati dengan memanggil kita. Memberi kita rahmat dan berkat bagi kita. Marilah kita berdoa agar mereka yang masih diluar mau menerima panggilan pemilik kebun anggur untuk bekerja diladangnya.

(Rob. Purnomo)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi