Uang / Harta Bukan Tujuan, Tetapi Alat

  26 Sep 2010, 20:58

Perikop Injil Luk 16: 1-13 yang dibacakan dalam misa Hari Minggu Biasa XXV mengisahkan seorang Bendahara yang ketahuan korupsi dalam mengelola uang majikannya. Saya bingung dengan ayat16: 8, "Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang."

Uang / Harta Bukan Tujuan, Tetapi Alat

Bagaimana tindakan curang koq dipuji.

Namun setelah dibaca dalam konteks keseluruhan yang dipuji adalah kecerdikan si Bendahara curang itu, bukan tindakkannya. Memang dalam hidup ini orang curang biasanya cerdik juga, karena orang bodoh jarang yang curang.

Bendahara itu sadar waktunya tinggal sedikit dalam menduduki jabatannya. Kesempatan terakhir itu dimanfaatkannya untuk menanam budi pada langganan majikannya agar nanti dia diingat oleh langganannya itu dan dibalas budi baiknya. Si Bendahara ini siap menerima konsekwensi dari tindakkannya demi keselamatannya dikemudian hari. Majikannya sudah akan memecat dia, lalu biarlah dia berbuat curang lagi untuk keselamatannya kelak. Curang dipecat, jujur juga dipecat, ya udah kerjain aja sekalian. Kecerdikan ini yang dipuji.

Pelajaran yang dapat kita ambil disini adalah bertindak dengan memperhitungkan efeknya dikemudian hari, walaupun dalam hal tindakan Bendahara curang ini tujuannya egois - semata mencari keselamatannya duniawi. Dan hukuman dosanya siap menanti.

Materialisme telah membutakan orang untuk berbuat apa saja asal dirinya nikmat dan selamat. Mengorbankan apa saja demi kepentingan sendiri, bahkan sampai merampas hak orang lain. Uang/harta yang sebenarnya adalah alat untuk mencapai tujuan hidup berubah menjadi tujuan itu sendiri; sedang tujuan aselinya menjadi kabur.

Maka camkanlah sabda Yesus ini: (Luk 16: 10-13) "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

(Rob. P.)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi