Mencari Mutiara-mutiara: " Sesudah Dapat, Lalu..? "

  22 Jul 2011, 11:32

Setiap orang siapapun, dalam menjalani kehidupan ini selalu akan mencari sesuatu yang terbaik, dalam arti luas dari mulai kehidupan pribadi sampai bermasyarakat, berprofesi, dan sebagainya. Sesuatu terbaik adalah ibarat mencari "mutiara-mutiara" dan hal itu akan diupayakan sekuat tenaga, seperti contoh aktual sekarang ini misalnya jabatan-jabatan elit kekuasaan akan dikejar setengah mati. Berapa pun ongkosnya akan dicari, meski harus ngutang sana-sini. Ini kalau kita bicara duniawi.

Mencari Mutiara-mutiara: " Sesudah Dapat, Lalu..? "

Penulis sejak bersekolah sampai berkarir profesi maupun mencari teman hidup, juga mengejar yang terbaik. Begitu juga ketika pensiun terus mencari yang terbaik yang tentu berhubungan dengan "dalan padang", jalan terang. Kalau bisa tidak usah mencari "musuh" tetapi kalau bertemu ya pantang untuk ditolak. Seperti juga sebuah perusahaan, pasti misi utamanya menjadi terbaik di bidang usahanya masing-masing yang ujung-ujungnya adalah profit, keuntungan. Kalau perlu "mutiara-mutiara: yang dicari itu ukurannya besar-besar. Nah, kalau sudah berhasil didapatkan, apa gerangan yang dilakukan berikutnya? Dari yang sederhana saja, pasti untuk kebahagiaan keluarga terlebih dahulu. Selebihnya? Itulah suatu pengkajian menarik!

Manusia itu unik dan diberi kebebasan oleh Tuhan untuk mencari jalan sendiri-sendiri. Para elit kekuasaan sekarang ini seperti kita lihat, jika sudah terpegang "mutiara" yang dicari pasti pertama kali adalah mengembalikan modal pengeluaran. Bukankah ongkosnya mahal dalam pencarian itu? Mereka lupa bahwa apapun, siapapun yang mencapai tujuannya pastilah tidak sendiri. Pasti ada bantuan orang-orang sekitarnya, misalnya Yang Terhormat Wakil Rakyat. Rakyatlah yang dijadikan kendaraan dan setelah jadi, rakyat dilupakan begitu saja. Beruntung penulis bekerja di perusahaan yang pendirinya adalah banyak pejuang-pejuang kemanusiaan. "Mutiara" yang berhasil digenggam dibagi-bagikan terlebih dahulu pada karyawan, sisanya untuk pengembangan usaha dan seterusnya. Maka punya panutan anak buah pasti meneruskan kebiasaan baik ini. Semoga!

Maka dalam bacaan Injil Minggu ini, Salomo yang diberi "mutiara" oleh Tuhan, permintaannya sederhana saja yaitu kebijaksanaan, karena ia mempunyai hati yang hikmat untuk membedakan kejahatan dan kebaikan. Maka dengan hati hikmat dan mutiara di tangan ia bisa memimpin bangsanya menjadi umat yang berbakti dan taat kepadaNya. Lha, contoh kongkritnya sekarang? Tidak usah jauh-jauh, Singapura dan Malaysia. Pemimpin tertingginya memang menggunakan "mutiara' sebaik mungkin. Jangan heran negaranya diberi kelimpahan.

Kita, memang merindukan pemimpin-pemimpin seperti di negara itu. Tetapi apa yang kita dapatkan? Mengutip parodi Butet Kertarajasa ternyata yang kita dapatkan adalah Pilkada dan Pil KB. Pil KB, kalau lupa minum bisa jadi bayi. Pilkada, kalau jadi,..... Bisa Lupa titik-titik!

(Ign. Sunito)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi