Merdeka Di Dalam Kasih Yesus Kristus

  28 Jun 2013, 00:19

Shalom segenap umat Allah yang terkasih dalam Kristus Yesus. Kita bersama memasuki Minggu Biasa XIII yang mengajak untuk menghayati kemerdekaan sebagai anak-anak Allah dan murid-murid Tuhan Yesus. Merdeka di dalam Tuhan berarti sadar bahwa Yesus Kristus "datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamat-kannya". Karena itu Yesus menegur Yakobus dan Yohanes yang ingin api turun dari langit untuk membinasakan orang-orang Samaria yang tidak mau menerima Yesus (Luk 9: 53).

Merdeka adalah hak setiap orang untuk menerima atau menolak Tuhan Yesus. Orang Samaria juga merdeka untuk hal itu. Maka untuk menjadi pengikut Kristus yang merdeka, Yesus memberikan pencerahan bagi kita. Pertama, Yesus "tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya" (ay.58). Kedua, Yesus menghendaki kita pergi dan "beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana" (ay.60). Ketiga, Yesus menganggap "setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah." (ay.62). Merdeka untuk menjadi pengikut Kristus berarti merdeka untuk meninggalkan segala sesuatu demi Kerajaan Allah. Merdeka untuk menyelamatkan dan melayani orang lain dengan kasih Kristus berarti sanggup menjalankan tiga syarat tersebut. Merdeka dalam kasih tanpa sakit hati. Apakah Anda siap untuk merdeka dalam menyebarkan kasih Kristus?

Jika masih terasa sulit, maka kita dengarkan bagaimana Rasul Paulus menjelaskan kemerdekaan itu. "Kristus telah memerdekakan kita supaya kita benar-benar merdeka." (Gal 5: 1). Maka jangan kita "mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain karena kasih." (ay.13) Sebagai insan Katolik, kita mungkin tergoda untuk secara sadar mempermainkan atau melecehkan orang lain, balas dendam karena sakit hati, bahkan merugikan atau menghancurkan hidup orang lain baik dengan kata, sikap atau perbuatan langsung maupun tidak langsung.

Merdeka di dalam kasih Tuhan Yesus berarti "hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging" (ay.16) Keinginan daging berarti menyalahgunakan kasih Tuhan sedangkan hidup oleh Roh berarti merdeka untuk dibimbing Roh agar mengasihi orang lain secara jujur dan tulus. Apakah kita menjerumuskan orang lain dengan kedok kasih atau murni dalam kasih Tuhan yang menyelamatkan?

Agar kita terhindar dari manipulasi kasih, kita sebagai insan Katolik yang dipanggil untuk tugas kenabian, perlu merenungkan kembali bagaimana Elisa yang kaya menanggapi panggilan Allah lewat Nabi Elia. Nabi Elisa dengan merdeka menjawab panggilan kenabian. Ia segera "meninggalkan lembu-lembunya." (1 Raj 19: 20) Ia "mengambil pasangan lembu itu dan menyembelihnya. Lalu ia memasak dagingnya dengan kayu bajak itu sebagai kayu api dan memberikan daging itu kepada orang-orangnya dan mereka pun memakannya." (ay.21) Elisa pun bermutasi dari bos menjadi pelayan Elia. Elisa merdeka untuk menjadi manusia baru yang tanpa ragu melayani. Ia meninggalkan kebiasaan dan gaya hidup lama untuk meraih kemerdekaan di dalam Roh Allah. Merdeka untuk menjadi pelayan kasih adalah panggilan setiap insan Katolik. Apakah Anda siap untuk meninggalkan gaya hidup, pola pikir dan kebiasaan lama yang bisa menghalangi kemerdekaan Anda untuk bersatu dalam kasih Tuhan? Semoga Sabda Tuhan memperteguh kemerdekaan kita sebagai anak-anak Allah untuk melayani sesama dengan kasih Tuhan sendiri selama seminggu ke depan.

(Gregorius O.Carm)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi