Saksi Kristus di Tengah Krisis Keteladanan

  28 Oct 2011, 15:22

Ketika melantik Menteri dan wakil menteri, Presiden SBY mengakui bahwa uang Negara dirampok oleh oknum pemerintah pusat dan daerah serta di parlemen masih terjadi? Akibatnya rakyat kecil makin menderita. Tak ada keadilan dalam hukum. Jangan heran, bila daerah juga merampok uang negara. Tak ada teladan dari pusat. Indonesia krisis keteladanan. Sulit cari orang jujur.

Akibatnya rakyat kecil makin menderita. Benarkah Indonesia merdeka 66 tahun? Nyatanya masih dijajah kemiskinan dan kebodohan.

Tak adanya keteladanan juga dialami orang Yahudi dalam zaman Yesus. Lihat Pemuka Yahudi, yaitu ahli Taurat dan orang Farisi, adalah orang yang sangat memahami ajaran Taurat Musa dan kitab Nabi-nabi. Mereka penjaga tradisi Yahudi. Mereka sangat bangga dan merasa diri saleh, karena mentaati Taurat tanpa cela, puasa melebihi orang lain. Mereka menjadi pengajar dan tempat orang bertanya soal keagamaan.

Bagaimana sikap Yesus terhadap mereka? Ia mengakui wibawa mereka sebagai pejabat, pengajar resmi dan terhormat di masyarakat Yahudi. Pesan Yesus: " Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka" (ay 3). Alasannya ialah kare-na mereka hanya bisa omong, tetapi mereka tidak berbuat apa-apa. Tak ada kesatuaan antara kata-kata pengajaran dan perbuatan mereka. Tak ada teladan. Mereka bukan pemimpin yang baik.

Yesus prihatin dengan kepemimpinan pemuka Yahudi saat itu. Karena itu Ia mengajarkan bahwa kepemimpinan itu bersifat pelayanan, bukan pengajaran. Mengapa? Semua orang adalah saudara. Maka jangan memanggil bapa dan guru di antaramu. Semua harus hidup sebagai anak-anak dan saudara dan saudarai dari Bapa yang satu dan sama, yaitu Bapa yang ada di sorga. Syaratnya ialah rendah hati, mau menjadi pelayan dan terakhir dari semua. Hanya dengan demikian, semua murid Yesus menjadi orang yang terbesar dalam Kerajaan Sorga (ay 11-12).

Hal yang sama juga masih terjadi di tengah masyarakat kita dan juga di antara kita. Yang seharusnya memberi teladan, malah berbuat sebaliknya.

Dalam situasi seperti inilah kita hidup. Kita ditantang menjadi saksi Kristus di tengah krisis keteladanan. Apa yang harus kita buat? Demo dan maki-maki perampok uang negara/rakyat, penindas rakyat? Mulailah dari diri sendiri: jadilah teladan dan panutan. Jujurlah mawas diri.

*Saya biarawan Karmel dan Imam merenung apa saya sudah memberi teladan baik, khususnya praktik hidup seorang pemimpin religius yang dekat dengan Tuhan dan konsekuen antara kata dan perbuatan?* Teladan apakah yang sudah saya lakukan di tengah keluarga: kesetiaan dalam janji perkawinan, jujur dalam mencari nafkah, tidak hanyut dalam arus yang korup?* Apakah saya jujur di tempat kerja? Berani melawan arus yang korup? Ingat orang jujur akan dibenci.

Yesuslah seorang pemimpin yang konsisten dan konsekuen. Ada kesatuan antara pengajaran dan tindakan, seperti kasih, pengampunan dan pelayanan. Inilah yang membuat Dia penuh wibawa dan kuasa.

Marilah kita mohon agar kita diberi kekuatan menjadi teladan dan panutan hidup baik sebagai orangtua, guru, pemimpin dan pejabat. Marilah berlomba-lomba menjadi teladan. Justru inilah yang sangat dibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara kita. Berkah Dalem. (Poespowardojo)

Lihat Juga:

Renungan (WM) Lainnya...

Renungan Harian

Minggu, 3 Maret 2024

Hari Minggu Prapaskah III Wanita Samaria itu datang untuk percaya akan Yesus, yang menempatkan dia di hadapan kita sebagai lambang --- St. Agustinus...

Selengkapnya

Jadwal Misa Rutin

Sabtu Pukul 16:30
  Pukul 19:00
 
Minggu Pukul 06:30
  Pukul 09:00
  Pukul 11:30
  Pukul 16:30
  Pukul 19:00

Selengkapnya

Kalender Liturgi